Togo akan mengadakan pemilihan legislatif dan lokal pada bulan Desember serta referendum mengenai reformasi konstitusi.
"Kami akan mengadakan pemilihan lokal dan referendum pada 16 Desember, dan pada 20 Desember kami akan menyelenggarakan pemilihan legislatif," kata kepala komisi pemilu nasional Kodjona Kadanga pada hari Selasa (18/9).
"Kami secara teknis siap. Saya dapat meyakinkan Anda bahwa kami memiliki materi pemungutan suara yang cukup serta orang-orang. Tidak ada masalah di pihak kami," sambungnya seperti dimuat
Al Jazeera.
Kadanga tidak menyebutkan secara spesifik reformasi apa yang dibayangkan.
Untuk diketahui, krisis politik terbaru Togo dimulai pada bulan Agustus 2017, ketika sejumlah besar orang berunjuk rasa menentang administrasi Presiden Faure Gnassingbe.
Demonstrasi nasional telah menyebabkan bentrokan antara pasukan keamanan dan demonstran yang telah berubah menjadi mematikan.
Pihak oposisi menuntut kembali ke konstitusi 1992, yang termasuk batas dua-bulan bagi presiden, berlaku surut sehingga Gnassingbe tidak dapat menjadi kandidat dalam pemungutan suara berikutnya pada 2020.
Panggilan untuk reformasi kelembagaan juga termasuk mengembalikan sistem pemilihan dua putaran dan memungkinkan diaspora untuk memberikan surat suara dalam pemilihan.
Lebih dari separuh dari 7,5 juta penduduk Togo di bawah 25 tahun. Orang-orang ini hanya hidup di bawah pemerintahan Gnassingbe dan ayahnya, Gnassingbe Eyadema.
[mel]