Berita

TNBBS/Net

Nusantara

NGO Asing Hanya Jadikan TNBBS Ladang Proyek

SELASA, 11 SEPTEMBER 2018 | 17:00 WIB | LAPORAN: SUKARDJITO

. Puluhan tahun Non-governmental (NGO) asing menjadikan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) sebagai ladang proyek. Mereka gagal menjaga kerusakannya.

Demikian disampaikan aktivis lingkungan hidup, Edy Karizal, seperti dilansir Kantor Berita RMOLLampung, Selasa (11/9).  

”Kita perlu pertanyakan agar TNBBS tak semakin hancur dan jadi ladang proyek NGO-NGO asing itu saja,” katanya.


Dia khawatir TNNBS nasibnya akan seperti Taman Nasional Gunung Leuser, Nangroe Aceh Daroesalam, Taman Nasional Teso Nilo, Riau atau taman nasional lainnya.

”Jika alamnya sudah rusak, tidak seksi lagi, dengan gampangnya, mereka akan hengkang dari Bumi Tanah Lado ini,” kata Ketua Watala itu.

NGO asing ini perlu dipertanyakan aktivitasnya di TNBBS. Mereka, sambung Edy, telah gagal mengelola Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).

"LSM asing tersebut sudah puluhan tahun ”menjual” isu spesies yang terancam punah TNBBS, tapi tak jelas informasi dan progresnya kepada publik Lampung," tambahnya.

Diungkapkan dia, intervesi LSM asing atau NGO luar yang telah berkamuflase menjadi yayasan ini juga pernah dipertanyakan Wakil Ketua Komisi IV DPR, Firman Subagyo pada tahun 2013.

Firman kala itu menyatakan bahwa organisasi lingkungan World Wildlife Fund for Nature (WWF) tidak mampu mengatasi kerusakan hutan yang ada di Taman Nasional Tesso Nilo, Riau.

Firman bahkan memberikan contoh bahwa kondisi Taman Nasional Tesso Nilo yang dikelola secara kolaboratif dengan WWF terus terjadi deforestasi.

Hal ini dinilainya menjadi bukti ketidakmampuan organisasi lingkungan asing untuk mengatasi kerusakan alam dan memberikan solusi bagi masalah lingkungan di Indonesia.

Ini waktunya bagi Indonesia untuk tidak berkompormi degan WWF karena terbukti tidak mampu melakukan apapun,” papar Firman kepada Investor Daily.

Juga pada masa Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan pernah menyatakan akan meninjau kerjasama dengan WWF lembaga dan asing lainnya karena gagal mendukung  perbaikan pengelolaan hutan di Indonesia.

Zulkifli Hasan mengungkapkan, kondisi hutan yang dikerjasamakan dengan lembaga asing ternyata cenderung makin buruk.

Contohnya apa yang terjadi di Taman Nasional Gunung Leuser, Nangroe Aceh Daroesalam, dimana pembalakan liar terus terjadi.

Begitu juga yang terjadi di Taman Nasional Teso Nilo, Riau, yang dikelola secara kolaboratif dengan WWF, yang kondisinya kini semakin parah.

Zulkifli Hasan menjelaskan akibat kegagalan perbaikan pengelolaan hutan secara kolaboratif tersebut, pemerintah harus menanggung beban tanggung jawab. [jto]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya