Produsen barang mewah Inggris, Burberry, mengumumkan akan menghentikan praktik membakar barang yang tidak terjual atau gagal sesegera mungkin.
Label mode ini juga mengatakan akan berhenti menggunakan bulu asli dalam membuat produknya.
Langkah itu diambil menyusul banyaknya kecaman dari kelompok pecinta lingkungan.
Sebelumnya pada Juli lalu, laporan pendapatan mengungkapkan bahwa Burberry menghancurkan pakaian, aksesoris dan parfum yang tidak terjual senilai 28.6 juta poundsterling pada tahun 2017 untuk melindungi mereknya.
Pasca berita tersebut, banyak kelompok pecinta lingkungan yang geram atas kebijakan Burberry ini.
Pada saat itu, pihak pengecer mengatakan bahwa 2017 adalah tahun yang tidak biasa karena harus menghancurkan produk parfum lama senilai 10 juta poundsterling setelah menandatangani kesepakatan baru dengan perusahaan Amerika Serikat, Coty.
Perusahaan-perusahaan mode termasuk Burberry biasanya memang menghancurkan barang-barang yang tidak diinginkan untuk mencegah mereka dicuri atau dijual dengan harga murah.
Namun menyusul kecaman yang datang, Burberry memutuskan untuk mendaur ulang produk untuk digunakan kembali atau disumbangkan.
Pengecer tersebut telah memulai kemitraan dengan perusahaan mewah yang berkelanjutan, Elvis & Kresse pada tahun lalu yang akan mendorong daur ulang kulit menjadi produk baru selama lima tahun ke depan.
Pada saat yang sama, Burberry juga mendirikan Grup Penelitian Bahan Burberry Futures dengan Royal College of Art untuk menciptakan bahan berkelanjutan baru.
"Kemewahan modern berarti bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan," kata kepala eksekutif Burberry, Marco Gobbetti.
"Kepercayaan ini adalah inti bagi kami di Burberry dan kunci kesuksesan jangka panjang kami. Kami berkomitmen untuk menerapkan kreativitas yang sama ke seluruh bagian Burberry seperti yang kami lakukan untuk produk kami," sambungnya seperti dimuat
BBC.
[mel]