Berita

Salah satu foto yang dipalsukan/Reuters

Dunia

Buku Sejarah Baru Myanmar Palsukan Foto Rohingya

JUMAT, 31 AGUSTUS 2018 | 12:58 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Sebuah buku baru tentang krisis Rohingya yang ditulis oleh militer Myanmar ditemukan telah menggunakan foto-foto palsu dan penulisan ulang sejarah yang keliru soal Rohingya.

Buku setebal 117 halaman itu berjudul "Politik Myanmar dan Tatmadaw: Bagian I". Buku yang diterbitkan pada bulan Juli oleh departemen hubungan masyarakat dan perang psikologis tentara itu berisi catatan soal Rohingya serta sejumlah foto yang disebut sebagai foto dokumenter.

Namun, penyelidikan Reuters pekan ini menemukan bahwa setidaknya ada tiga foto hitam-putih yang dimuat dalam buku itu telah dipalsukan.


Foto pertama menunjukkan seorang pria berdiri di atas dua mayat yang menggenang di perairan di sebelahnya sambil memegang alat pertanian. Keterangan foto itu menyebutkan bahwa gambar menunjukkan umat Buddha dibunuh oleh Rohingya selama kerusuhan etnis di tahun 1940-an. Buku itu membahasakan Rohingya sebagai Bengali untuk menyiratkan bahwa mereka adalah imigran gelap.

Namun penyelidikan Reuters menemukan bahwa foto itu diambil selama perang kemerdekaan Bangladesh tahun 1971 ketika ratusan ribu orang Bangladesh dibunuh oleh pasukan Pakistan.

Foto lain menunjukkan kerumunan orang yang dalam keterangan foto disebutkan bahwa ratusan orang Rohinya berusaha memasuki Myanmar dari Bangladesh. Padahal, hasil penelusuran Reuters menemukan bahwa itu adalah foto warga Rohingya yang meninggalkan Myanmar.

Foto ketiga yang ditemukan palsu adalah foto yang menunjukkan ribuan warga Hutu Rwanda mengungsi tahun 1996. Namun dalam buku itu, foto dibuat hitam-putih dengan keterangan yang menyebut bahwa warga Rohingya masuk ke dalam dalam wilayah Myanmar setelah pendudukan kolonial Inggris Myanmar yang lebih rendah.

Belum ada tanggapan dari juru bicara militer maupun juru bicara pemerintah Myanmar terkait hal ini.

Sebagian besar konten bersumber dari unit informasi "True News" militer, yang sejak awal krisis telah mendistribusikan berita yang memberikan perspektif militer. [mel]

Populer

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Polres Tangsel Diduga Gelapkan Barbuk Sabu 20 Kg

Minggu, 21 Desember 2025 | 02:07

Pemberhentian Ijeck Demi Amankan Bobby Nasution

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:42

Indonesia, Negeri Dalam Nalar Korupsi

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:05

GAMKI Dukung Toba Pulp Lestari Ditutup

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:00

Bergelantungan Demi Listrik Nyala

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:45

Komisi Percepatan Reformasi Polri Usul Polwan Dikasih Jabatan Strategis

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:19

Putin Tak Serang Negara Lain Asal Rusia Dihormati

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:05

Ditemani Kepala BIN, Presiden Prabowo Pastikan Percepatan Pemulihan Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:38

Pemecatan Ijeck Pesanan Jokowi

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:21

Kartel, Babat Saja

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya