Berita

Kucing/Net

Dunia

Demi Lindungi Satwa Asli, Desa Ini Larang Kucing Berkeliaran Bebas

KAMIS, 30 AGUSTUS 2018 | 12:59 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Sebuah desa kecil di pantai selatan Selandia Baru memiliki rencana radikal untuk melindungi satwa liar aslinya dengan cara melarang kucing berkeliaran bebas.

Rencana ini diusulkan oleh Environment Southland di desa Omaui. Rencana ini berbunyi, pemilik kucing di Omaui harus bersikap netral dan mendaftarkan kucing peliharan mereka ke otoritas lokal.

Kemudian, setelah kucing mereka mati, maka pemilik kucing tidak lagi diizinkan untuk memelihara kucing yang baru.

Rencana ini dibuat karena pemerintah setempat mempertimbangkan kelangsungan hidup satwa asli desa itu, yakni burung dan mamalia. Pasalnya, kucing bertanggung jawab atas kematian miliaran burung dan mamalia setiap tahunnya.
Rencana ini dibuat karena pemerintah setempat mempertimbangkan kelangsungan hidup satwa asli desa itu, yakni burung dan mamalia. Pasalnya, kucing bertanggung jawab atas kematian miliaran burung dan mamalia setiap tahunnya.

Dr Peter Marra yang adalah kepala Pusat Burung Migran Smithsonian, telah menulis jurnal dan buku tentang masalah ini. Namun dia menekankan bahwa rencana ini bukan berarti gerakan anti-kucing.

"Kucing adalah hewan peliharaan yang indah. Mereka hewan peliharaan yang spektakuler! Tetapi mereka seharusnya tidak diperbolehkan berkeliaran di luar. Ini adalah solusi yang sangat jelas," katanya kepada BBC.

"Kami tidak akan membiarkan anjing melakukan itu (berkeliaran bebas). Sudah waktunya kita memperlakukan kucing seperti anjing," tambahnya.

Di Omaui, para pejabat mengatakan tindakan itu dibenarkan karena kamera CCTV telah menunjukkan kucing berkeliaran memangsa burung, serangga dan reptil di daerah tersebut.

Berdasarkan rencana tersebut, siapa pun yang tidak memenuhi syarat akan menerima pemberitahuan, sebelum pejabat akan mengambil paksa kucing tersebut. [mel]

Populer

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Polres Tangsel Diduga Gelapkan Barbuk Sabu 20 Kg

Minggu, 21 Desember 2025 | 02:07

Pemberhentian Ijeck Demi Amankan Bobby Nasution

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:42

Indonesia, Negeri Dalam Nalar Korupsi

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:05

GAMKI Dukung Toba Pulp Lestari Ditutup

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:00

Bergelantungan Demi Listrik Nyala

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:45

Komisi Percepatan Reformasi Polri Usul Polwan Dikasih Jabatan Strategis

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:19

Putin Tak Serang Negara Lain Asal Rusia Dihormati

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:05

Ditemani Kepala BIN, Presiden Prabowo Pastikan Percepatan Pemulihan Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:38

Pemecatan Ijeck Pesanan Jokowi

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:21

Kartel, Babat Saja

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya