Stok beras di Gudang Bulog Pamalayan Ciamis/RMOL
Izin impor beras yang kembali dikeluarkan oleh Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Enggartiasto Lukita mendapat kritikan sejumlah pihak.
Stok beras yang minim dijadikan alasan oleh Kemendag untuk mengimpor 1 juta ton beras di pertengahan 2018 ini. Izin ini merupakan yang ketiga kalinya diberikan oleh Enggar kepada Perum Badan Urusan Logistik (Bulog).
Pernyataan Kemendag ini seolah berbanding terbalik dengan fakta lapangan. Dari penelusuran redaksi ternyata diketahui bahwa Bulog sendiri telah berkirim surat langsung kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani per tangal 9 Agustus 2018.
Dalam surat itu disebutkan bahwa stok beras terakhir yang ada di gudang mereka mencapai angka di angka 1.861.404 ton. Sekadar informasi, stok cadangan beras nasional dinyatakan aman adalah 1 hingga 1,5 juta ton.
Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian bersama dengan Bulog selama ini mendapat tugas untuk mengumpulkan Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Hasilnya diketahui per tanggal 21 Agustus 2018 pukul 10.00 WIB jumlah cadangan beras meningkat hingga 2,027 juta ton atau meningkat sebanyak 166.418 ton dari bulan Juli 2018.
Tak hanya itu, hingga 21 Agustus 2018 juga terdapat 1,230 juta ton beras yang masih tersimpan di gudang-gudang penggilingan padi baik besar, sedang atau kecil yang tersebar di seluruh Indonesia. Artinya bila dijumlahkan maka total stok beras yang dimiliki pemerintah saat ini mencapai 3,3 juta ton.
Untuk mengetahui kebenaran informasi tersebut, Kantor Berita Politik RMOL bersama dengan BKP Kementan terjun langsung ke sejumlah sentra penghasil beras di Jawa. Pada Kamis (22/8) kemarin, tim sidak langsung menuju ke Jawa Timur tepatnya di Sidoarjo, Mojokerto dan Jombang.
Hasilnya cukup mengagetkan karena gudang beras milik Bulog di Sidoarjo dipenuhi tumpukan beras hingga 189 ribu ton. Padahal kapasitas gudang ini hanya mampu menyimpan hingga 170 ribu ton saja.
Pemandangan yang sama juga ditemukan saat tim sidak berkunjung ke Mojokerto dan Jombang. Terdapat 7 buah gudang Bulog dengan kapasitas 96 ribu ton beras di dua daerah tersebut.
Kepala Gudang Bulog Sooko Mojokerto, Suharsoyo mengungkapkan bila saat ini gudang mereka telah penuh diisi oleh beras lokal hasil produksi petani. Ia mengaku justru bingung kemana beras CBP tersebut akan disalurkan karena dikhawatirkan akan rusak bila disimpan terlalu lama.
"Gudang semua penuh. Meski telah memasuki musim kering tapi masih ada beberapa mitra Bulog yang mengantarkan beras ke gudang. Tolong agar beras ini segera didistibusikan," kata Suharsoyo.
Pemandangan yang sama juga dijumpai saat tim berkunjung ke Gudang Bulog Mojongapit di Jombang. 2.500 ton beras CBP nampak tersusun rapi di dalam gudang. Target penyerapan beras CBP oleh Gudang Mojongapit hingga akhir tahun 2018 ini adalah sebanyak 6.000 ton beras.
Keesokan harinya, Jumat (23/8) tim sidak berkunjung ke Gudang Bulog Katon Sari di Demak, Semarang, Jawa Tengah. Pemandangan serupa juga ditemukan, yakni tumpukan beras CBP. Terdapat 8 gudang Bulog di wilayah Semarang dan saat ini telah menyimpan 8.700 ton beras.
Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak diketahui bahwa konsumsi beras masyarakat diperkirakan hanya sebesar 54 ribu ton. Sementara itu prognosa produksi wilayah sampai dengan akhir tahun 2018 mencapai 700 ribu ton, sehingga diperkirakan stok sangat aman dan tidak akan terjadi kekurangan di daerah tersebut setidaknya hingga 9 bulan kedepan.
Masih di wilayah Jawa Tengah, tim sidak juga berkunjung ke beberapa gudang Bulog di Pati. Dari tujuh lokasi gudang Bulog Subdivre Pati diketahui tersimpan beras sebanyak sebanyak 38.237 ton, sementara kapasitas gudang sebanyak 43.500 ton, sehingga telah terisi 87,90 persen.
Tumpukan beras juga terlihat di Gudang Bulog Sukakulon di Kabupaten Pati. Beras yang terkumpul per 24 Agustus 2018 diketahui telah mencapai 13.206 ton. Padahal kapasitas gudang hanya mencapai 14 ribu ton. Artinya beras CBP yang terkumpul telah mencapai 94,33 persen dari total kapasitas gudang.
Tim juga mengunjungi gudang Bulog Bumirejo di Kabupaten Pati yang jaraknya hanya sekitar 500 meter dari gudang Bulog Sukokulon. Lagi-lagi tumpukan beras medium untuk CBP tersusun rapi memenuhi gudang. Kapasitas gudang tidak kurang dari 5.500 ton dan saat ini sudah terisi 5.044 ton. Jadi, kapasitas isi gudang telahmencapai 91,71 persen.
Sementara itu, tim sidak yang tiba di Jawa Barat pada Sabtu (25/8) menemukan bahwa stok beras CBP juga memenuhi gudang bulog di Ciamis dan Tasikmalaya. Dari data yang diperoleh di gudang Bulog Pamalayan Ciamis diketahui total pengadaan beras mencapai 3.011 ton, dimana 1.065 ton beras lainnya harus disimpan di gudang sewa karena kapasitas Gudng Pamalayan sudah penuh.
Sedangkan di Gudang Bulog Linggajaya Tasikmalaya tersimpan 5.600 ton beras dari kapasitas gudang yang hanya mencapai 7.500 ton. Artinya 68 persen dari kapasitas gudang telah terisi.
Dari data diatas tampak terjadi perbedaan informasi mengenai jumlah stok beras yang diketahui Kemendag. Kepala gudang Bulog ingin agar seluruh beras CBP tersebut segera disalurkan ke masyarakat agar tidak rusak dan tidak menimbulkan kerugian.
Namun bila Kemendag tetap bersikeras mengimpor 1 juta beras dalam waktu dekat ini, bagaimana nasib beras lokal hasil usaha petani ini?
[ian]