Berita

Foto/Net

Politik

Andi Arief Tak Diapa-apain

Ungkap Mahar 1 Triliun
SENIN, 13 AGUSTUS 2018 | 10:20 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Mahar politik Rp 1 triliun yang diungkap Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief masih jadi sorotan. Di jagat maya, netizen banyak membahas soal itu. Yang jadi pertanyaan, apa benar ada mahar triliunan demi maju Pilpres 2019. Hingga kini Partai Demokrat juga belum bersikap. Andi tak diapa-apain.

Perihal mahar 1 triliun dikicaukan Andi Arief di akun Twitternya @ AndiArief__ . Kicauannya sempat membuat koalisi Prabowo Subianto muter-muter nggak jelas. Terjadi adu statement, saling bantah antara kader partai koalisi, tarik ulur kepastian Partai Demokrat menentukan arah dukungan mewarnai detik akhir pendaftaran capres cawapres. Meski ujungnya Demokrat tetap bergabung dengan Prabowo, banyak pihak yang meminta cuitan Andi Arief ditelusuri.

Netizen menilai, tudingan Rp 1 tiliun yang diberikan Sandiaga Uno untuk dua partai yakni PKS dan PAN kudu diluruskan. Kalau benar, artinya ada pelanggaran money politics. Sebaliknya, jika tak benar, mestinya Andi Arief diberi sanksi oleh partai.


Namun Partai Demokrat belum bersikap. Belum ada sanksi untuk Andi Arief. Ini diamininya saat ditemui wartawan usai menghadap SBY. Andi Arief mengaku sampai saat ini tidak ada teguran dari partai terkait cuitannya di Twitter yang heboh itu. "Nggak ada. Nggak ada yang salah, jadi nggak ada teguran. Demokrat ini gampang saja, kalau salah ditegur, nggak ada yang salah ya masa ditegur. Tadi nggak ngomongin itu, cuma saya tegaskan saya nggak ditegur saja," kata Andi di depan kediaman SBY, Mega Kuningan, Jakarta Selatan. "Nggak pernah disinggung juga dalam rapat. Kita ada mekanismenya ada SP1, SP2, pecat, tapi saya tidak ada," ujarnya mengulangi.

Dia berani mempertanggungjawabkan cuitannya karena benar. "Saya ini kan Wasekjen, saya bertanggung jawab soal cuitan itu dan saya tidak pernah dipidana kasus pencemaran atau bohong,"  ucapnya.

Dalam cuitan Andi Arief, kemarin pagi, dia kembali menerangkan soal ini. Dia mengaku informasi soal Rp 1 triliun ini dari elite Partai Gerindra. "Soal Mahar ke PKS dan PAN masing-masing Rp 500 M ini penjelasan saya: Sekjen Hinca, Waketum Syarief Hasan dan Sekretaris Majelis tinggi partai Amir Syamsudin mendapat penjelasan itu langsung dari tim kecil Gerindra, Fadli Zon, Dasco, Prasetyo dan Fuad Bawazier 8 Agustus 2018 pk 16.00," kicaunya.

Andi Arief menerangkan, saat itu tim kecil Partai Demokrat meminta penjelasan kepada Gerindra soal munculnya nama Sandiaga Uno sebagai cawapres yang menurutnya selama 28 hari sebelumnya tidak dibicarakan sebagai cawapres Prabowo tiba-tiba muncul dan secara sepihak diputuskan akan dideklarasikan tanggal 9 Agustus sore.

Menurut tim kecil Gerindra, pertimbangan menunjuk Sandiaga Uno karena ia yang dinilai mampu membayar mahar kepada PAN dan PKS sebagai kompensasi atas mengalahnya PAN dan PKS untuk tidak menjadi wakil Pak Prabowo. Artinya, semestinya bukan Demokrat yang meminta maaf. Justru Gerindra dan Sandiaga harus menjelaskan secara langsung kepada koalisi soal ada tidaknya mahar tersebut. "Saya terpaksa mentuit soal mahar ini karena PAN dan PKS memberi ancaman membawa ke ranah hukum. Saya siap dan kesempatan ini menjelaskan pada publik," cuit Andi Arief.

Wasekjen PAN Saleh Daulay memang meminta Partai Demokrat meminta maaf atas tudingan Andi Arief. Saleh menuntut Demokrat meminta maaf agar tidak membuat hubungan di koalisi menjadi tidak enak atau canggung.

Soal isu ini, anggota Bawaslu Fritz Edward Siregar akan melakukan penelusuran. "Bawaslu akan melakukan penelusuran terhadap kebenaran berita tersebut apakah memang benar adanya dugaan itu?" ujar dia di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat. Fritz meminta Andi Arief yang mengetahui hal tersebut melaporkan kepada Bawaslu sehingga pihaknya mendapatkan informasi secara komprehensif.

Netizen terbelah menanggapi. Pembaca di kolom komentar link berita banyak membela Andi. Seperti akun @ Parjiozz. "Andi Arief memang seorang Demokrat sejati. Dia berani karena yang dikatakan adalah kebenaran," tulisnya, diamini @M_ikwan. "Kalau gak benar pasti PAN, PKS sudah pasti melaporkan nama baik!". Pembaca Suwondo Purworianto menilai wajar saja Andi tak diberi sanksi. "Nampaknya memang kardus berisi," sebut dia. Akun @Sibolis_namartanduk menimpali. "Artinya tuduhan itu benar, jangan-jangan diberi juga dapat jumlah yang sama sebagai uang ganti rugi," tulis dia serupa dengan @Otie. "Kalau PD kebagian mahar ga? Karena malam marah, besok paginya mesra. Ada apa?," tanyanya.

Sementara Erni Erni menilai, tudingan Andi fitnah. Dia yakin akan ada sanksi untuknya. "Liat nanti om ! Entar juga dicopot dari kader," ujarnya @AnakAly. "Mestinya langsung SP2 kalau tak bisa langsung dipecat, bos!", disambut saran @Lizrin Alif. "PKS dan PAN harus pidanakan orang ini kalau tuduhannya fitnah," katanya.

Waketum Gerindra Fadli Zon membantah tudingan Andi Arief. "Saya tidak pernah berbicara, saya tidak pernah berbicara seperti itu dan kita berbicara secara informal ya, brainstorming, dalam kaitan kita membutuhkan logistik, gitu ya," ujar Fadli di depan kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, kemarin.

Fadli menegaskan, Andi Arief tak ada di lokasi saat tim kecil Gerindra dan tim kecil Partai Demokrat bertemu. Namun demikian, Fadli tak mau persoalan ini berkepanjangan. Dia menyambut baik bergabungnya Demokrat mendukung Prabowo-Sandiaga. ***

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya