Berita

Politik

Golkar: Payah, Digertak AS Sedikit Mendag Langsung Ciut

SENIN, 13 AGUSTUS 2018 | 01:36 WIB | LAPORAN:

Anggota Fraksi Golkar DPR Firman Soebagyo menganggap sikap Pemerintah membatasi impor produk pertanian dari Amerika Serikat (AS) sudah sangat tepat.

Dengan pembatasan itu, pertanian di dalam negeri menjadi bergeliat. Makanya, dia sangat menyesalkan sikap Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang terkesan takut dengan tekanan AS yang ingin membatalkan pembatasan itu.

Saat ini, AS sedang meminta World Trade Organisation (WTO) menjatuhkan denda Rp5 triliun terkait pembatasan impor yang dilakukan Indonesia. Takut dengan denda ini, Kemendag bersiap membuka kembali keran impor produk pertanian dari AS.


Kata Firman, sikap Kemendag ini menunjukkan mereka tidak mau usaha. Mereka memilih kalah sebelum bertarung. Padahal, jika argumentasi Indonesia kuat, WTO juga tidak akan mengabulkan permintaan AS.

Firman lalu mencontohkan upayanya di WTO beberapa tahun lalu dalam kasus tembakau Indonesia.

"Sewaktu menjadi Ketua Pansus Tembakau, saya juga ke WTO. Di sana ternyata ada klausul melindungi petani-petani, terutama di negara-negara berkembang. Kesalahan Mendag, mungkin ketika sidang di sana, mereka serahkan badan begitu saja. Padahal, waktu kasus tembakau dan sawit kita menang kok," ucap Anggota Komisi II DPR saat dihubungi, Minggu (12/8).

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan Indonesia akan membuka keran impor produk pertanian asal AS untuk menjawab ancaman sanksi WTO.

Keran impor yang akan dibuka lain kedelai, kapas, dan daging sapi. Enggartiasto beralasan, tiga barang itu dibutuhkan di dalam negeri. AS saat ini memasok 98,3 persen kebutuhan kedelai dalam negeri.

Menurut Firman mengaku terheran-heran dengan kebijakan Mendag ini. Sebab, pembukaan keran impor ini seakan-akan Indonesia menyerah dengan kepentingan AS.

"Jadi, akhirnya kan kesannya tidak ada fight. Padahal di sawit kita menang. Padahal itu ada rule-nya bahwa negara anggota diperbolehkan melindungi komoditas tertentu," kata Firman.

Dia pun mengingatkan Mendag untuk lebih memerhatikan kepentingan rakyat. Bukan pengusaha-pengusaha asing di AS yang sedang bingung mencari pasar akibat perang dagang dengan China.

"Tentunya menteri itu harus bicara kepentingan rakyat. Yang dilakukan Mendag sekaranv ini bela kepentingan rakyat petani atau pengusaha? Jangan karena menterinya pengusaha kemudian bela juga pengusaha," ujar Firman.

Firman yakin, pembatasan impor yang dilakukan tidak bakal membuat rakyat kesusahan. Sebab, saat ini, sektor pertanian Indonesia sudah sangat maju. Beberapa komoditas sudah swasembada. Bahkan, banyak juga yang sudah berhasil diekspor. [nes]


Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya