Berita

Ahmad Riza Patria/Net

Politik

Pemerintah Jangan Ragu Tingkatkan Status Gempa Lombok

SABTU, 11 AGUSTUS 2018 | 02:36 WIB | LAPORAN:

Pemerintah didesak segera meningkatkan status bencana gempa bumi Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi bencana nasional.

Wakil Ketua Komisi II DPR Ahmad Riza Patria mengatakan bahwa langkah ini perlu dilakukan karena korban dan dampak yang diakibatkan gempa bumi ini sangat luar biasa sehingga perlu penanganan secara nasional.

“Pemerintah harus mengangkat status gempa bumi di NTB  menjadi bencana nasional. Apalagi yang meninggal ini kan sudah 300 orang lebih. Pemerintah tidak perlu ragu-ragu, karena ini juga bagi saudara-saudara kita di NTB yang terkena musibah,” tegas pentolan Partai Gerindra ini, Jumat (10/8).


Riza paham, UU Penanganan Bencana Alam merinci kapan sebuah bencana alam dikategorikan bencana nasional. Salah satu syaratnya, bila Pemerintah Daerah (Pemda) tidak berfungsi lagi. Namun, kondisi itu bisa dikecualikan untuk di Lombok. Sebab, yang meninggal akibat gempa di sana sudah sangat banyak.

“Itu kan memang ada mekanisme, kerusakan, kehancuran, dan dampaknya. Tapi, ini dikhawatirkan terus terjadi. Apalagi sampai saat ini gempa susulan masih sering terjadi. Makanya, perlu segera diangkat statusnya supaya ada langkah antisipasi, ada percepatan rahabilitasi,” pintanya.

Mengenai usulan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah agar dibentuk badan khusus seperti Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi (BRR) Aceh ketika tsunami 2004, Riza menganggap tidak perlu. Alasannya, saat ini sudah ada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Basarnas. Jika dibentuk yang baru lagi, nanti terlalu banyak.

“Badan yang ada saja sudah dikurangi, masak mau dibentuk lagi. Saya kira enggak perlu ada badan lagi. Apalagi manajemen BNPB juga sudah makin bagus,” tuturnya. [ian]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya