Berita

Politik

Dikecam, Elit Politik Manuver Pilpres Dengan Hoax

RABU, 01 AGUSTUS 2018 | 20:12 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Manuver partai politik menuju Pilpres 2019 membuat resah Pergerakan Mahasiwa Islam Indonesia (PMII). Pasalnya semakin banyak ditemukan isu-isu Suku Agama Ras dan Antargolongan (SARA) dan hoax di media sosial.

"Ini sangat tidak mendidik," ujar Ketua Umum PB PMII, Agus Mulyono Herlambang, di Jakarta, Rabu (1/8).

Ia mengecam elit politik Indonesia yang masih menggunakan hoax sebagai manuver politik. Ia mengimbau agar elit politik bersikap sportif dan fokus pada program-program yang ditawarkan.

Agus mengatakan, isu SARA dan hoax tidak hanya memberikan pendidikan politik yang buruk kepada masyarakat,  namun juga menjadi pemicu besar dalam memecah belah anak bangsa. Jika hal itu terjadi, menurutnya, kerukunan yang terbingkai dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) juga terancam.

"PB PMII menghimbau kepada elit politik untuk tidak membuat manuver dan gerakan yang justru memecah belah anak bangsa dengan menggunakan isu sara, hoax, dan hastag yang tidak mendidik. Fokus saja pada program-program yang akan ditawarkan untuk rakyat Indonesia, bukan justru terjebak pada wacana yang penting ganti presiden," tegasnya.

Agus mengatakan situasi politik Indonesia yang semakin meresahkan adalah perlakuan elit politik dan tokoh bangsa yang mulai menghargai dan menghormati ulama secara tidak objektif. Ia menyayangkan perlakuan elit politik yang mengukur ketokohan seorang ulama hanya berdasarkan kesamaan pilihan politik.

"Jika pilihan politiknya sama (ulama) akan disanjung-sanjung, namun jika tiba-tiba berbeda pilihan akan dibully habis-habisan," ujarnya.

Di samping itu ia juga mengimbau kepada masyarakat Indonesia agar berhati-hati dalam mencerna informasi yang beredar, terutama berita hoax di media sosial. Ia mengajak masyarakat untuk tetap menjaga keutuhan NKRI meski gejolak politik semakin tidak terkendali.

"Era milenial sangat mempermudah kita dalam mengakses informasi apapun. Tapi satu prinsip yang harus kita ingat bahwa isu apapun yang beredar di luar sana, kita harus tetap mengedepankan keutuhan NKRI," tukasnya.[dem]

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya