Berita

Foto/Net

Bisnis

Rakyat Penerima Bansos Tidak Boleh Merokok

Jurus Baru Kabinet Kerja Atasi Kemiskinan
SELASA, 31 JULI 2018 | 10:03 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Rokok salah satu penyebab banyak orang Indonesia hidup melarat. Untuk mengeremnya, pemerintah berencana melarang penerima bantuan sosial (bansos) mengisap komoditas tersebut.

Dampak rokok terhadap ting­kat kemiskinan nggak main-main. Belanja rokok masuk 10 besar pengeluaran orang miskin. Pemerintah berencana mengambil langkah tegas untuk menghentikannya. Melarang penerima program keluarga harapan (PKH) dan bantuan pangan non tunai (BPNT) tidak boleh merokok.

"Kita harus tegas. Akan lebih baik jika hal itu dialihkan buat belanja komoditas makanan lain yang dapat menunjang ke­luarga," ungkap Menteri Peren­canaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bam­bang Brodjonegoro di Jakarta, kemarin.


Brojo-panggilan akrab Bam­bang menyebutkan pengaruh rokok terhadap tingkat kemiski­nan di pedesaan mencapai 10 persen. Sedangkan di perkotaan sebesar 11 persen.

Bambang merincikan 10 komoditas proporsi terbesar pembentuk garis kemiski­nan. Proporsi untuk kelompok masyarakat perkotaan, beras 20,95 persen, makanan lain­nya 16,45 persen, rokok 11,07 persen, perumahan 8,3 persen, non makanan lainnya 7,31 persen, BBM 4,36 persen, telur ayam 4,09 persen, listrik 3,89 persen, daging ayam 3,5 persen dan mie instan 2,43 persen. Se­dangkan, kelompok masyarakat pedesaan beras 26,79 persen, makanan lainnya 18,45 persen, rokok 10,21 persen, peruma­han 6,91 persen, non makanan lainnya 6,76 persen, BBM3,69 persen, telur ayam 3,28 persen, gula pasir 3,07 persen, mie instan 2,21 persen dan daging ayam 2,08 persen.

"Kalau diurutkan rokok urutan kedua komoditas yang banyak dikonsumsi setelah makanan. Lebih baik kalau diganti untuk beli telur atau daging ayam dari­pada rokok," jelasnya.

Kerek Harga Rokok

Kepala Badan Pusat Statis­tik (BPS) Kecuk Suhariyanto mengusulkan harga rokok di­naikkan. Dia yakin langkah itu bisa menurunkan angka kemiskinan.

"Kami menyaksikan di lapangan, selain beli beras, orang miskin mengkonsumsi rokok. Kalau bisa ke depan persentase rokok bisa dikurangi. Caranya harga dinaikkan sedikit agar orang tidak merokok. Apalagi itu tidak bagus bagi kesehatan," tutur Kecuk.

BPS mencatat jumlah pen­duduk miskin di Indonesia pada Maret 2018 sebanyak 25,95 juta atau sebesar 9,82 persen dari jumlah penduduk. Angka tersebut menurun dibandingkan tahun lalu.

BPS memasukkan penduduk masuk dalam kategori miskin bila tidak memiliki kemampuan memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang biasa dikonsumsi. Parameternya adalah pengeluaran (belanja) per kapita per bulan atau yang disebut garis kemiski­nan. Penduduk dikatakan miskin jika pengeluaran per kapita per bulannya di bawah garis kemiskinan. Pada survei Maret 2018, BPS mematok batas garis kemiskinan sebesar Rp 401.220 per kapita per bulan. Angka itu naik 3,63 persen dibandingkan survei September 2017 sebesar Rp 387.160. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya