Berita

Foto/Net

Hukum

Koruptor Itu Hukumnya Perberat, Miskinkan Semiskin-miskinnya...

Jangan Pernah Dimanjain
SENIN, 23 JULI 2018 | 09:56 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Kasus peras-memeras di Lapas Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat bukan merupakan barang baru. Kasusnya selalu terulang dan terus berulang lagi. Kali ini, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berhasil menangkap tangan Kalapas Sukamiskin Wahid Husein karena kasus suap untuk mendapatkan fasilitas mewah di lapas.

Kejadian suap yang sering terjadi di lapas Sukamiskin dan lapas lainnya, tentu saja menimbulkan pertanyaan warganet termasuk Muhammad Said Didu. Di akun twitternya, Said Didu iseng melontarkan pertanyaan kepada warganet.

Pertanyaannya, koruptor merampok uang rakyat, lalu para koruptor diperas oleh kepala penjara. "Siapa yang peras kepala penjara?" tanya Said Didu.


Seperti diberitakan, KPK menangkap tangan Kalapas Sukamiskin Wahid Husein. Tak hanya dia, KPK juga menangkap Inneke Koesherawati dari rumahnya di Menteng, Jakarta Pusat. Lalu staf Wahid Husein, Hendry Saputra, dan napi pendamping Fahmi, yakni Andri Rahmat.

Dalam operasi tangkap tangan itu, penyidik KPK menyita barang bukti uang tunai senilai Rp 279 juta dan 1.140 dolar AS, serta dua unit mobil, yakni satu unit Mitsubishi Triton Exceed berwarna hitam dan satu unit Mitsubishi Pajero Sport Dakar berwarna hi­tam. KPK menemukan dokumen pemberian dan penerima mobil beserta dua mobilnya yang diduga diberikan kepada Kalapas Sukamiskin, Wahid Husein sebagai imbalan fasilitas sel mewah Fahmi.

Pertanyaan Said Didu ternyata mengundang banyak perhatian dari netizen. Banyak yang merespons baik agar diusut secara tuntas agar kasus korupsi di lapas tidak terulang kembali.

Komisioner Ombudsman, Alvin Lie dalam akun @alvinlie21 sangat setuju jika KPK melakukan penelusuran terhadap potensi korupsi di lapas sampai tingkat paling atas. "KPK selidiki kaitan Menkumham dengan suap Kalapas Sukamiskin," dorong Alvin.

Akun @budiwidagdo2 mengatakan kepala penjara secara logika takut sama atasannya. Begitu dicopot dari posisinya, habis sudah sumber pemasukan tambahannya.

Lebih lanjut akun Bang Dar @mdariusdah menduga jika yang memeras Kalapas adalah orang yang berada di atasnya. "Mungkinkah mereka diperas oleh level yang lebih tinggi?" katanya.

Akun chandra wijaya @chanrwn ikut men­gomentari pernyataan Said Didu. Kata dia, semua Instansi sistematik bawahan menyetor pada atasaan. Begitu juga komentar Wiwing Dirgantara @WingDirgantara. "Yang menen­tukan dan memilih kalapas lah, logikanya. Saat konferensi pers KPK itu disebut, yang ingin jadi kalapas Sukamiskin itu banyak dan berebut. Nah, rasanya ada benang mer­ahnya tuh. Tinggal diurut ke atasnya lagi," bilangnya.

Pernyataan akun Wiwing Dirgantara @ WingDirgantara dibenarkan oleh akun Andy Prasetya @Satrio_Prasetya. "Atasannya lagi lah," katanya diikuti akun Broo Moris @ BrooMoris. "Sudah pasti bapaknya kepala penjara," duganya.

Masih sama, akun Radhen Boerhans @ RadhenBoerhans juga mempunyai pandan­gan yang sama jika yang mempunyai potensi untuk memeras Kalapas adalah atasannya. "Ya atasan kepala penjara," ujar dia yang diamini akun Guskho @kholidn. "Ya atasan­nya. Hehehehe." "Atasan kepala penjara mungkin pak," sambung akun Abu zaidan @ Abuzaidan11.

Lebih lanjut akun BetaMaluku @HamidTL membeberkan jika dilihat dari struktur kepengurusan yang punya kewenangan terhadap kalapas secara hirarki adalah Kakanwil Kemenkumham. Dirjen lapas serta Menkumham. "Tiga orang inilah yang sangat berpengaruh terhadap seorang kalapas, tapi kalau pak @saididu tanya siapa yang memeras kalapas maka tinggal dilakukan penyelidikan oleh KPK," desaknya.

"Apakah Kalapas langsung di bawah Menkumham? Bukankah masih ada Dirjen? Bukankah masih ada Direktur? Perlu obyektif dan propor­sional dalam menanggapi suatu kejadian," imbuh akun Akun Wisnu Darjono @wdtu.

Berikutnya, akun @Dhika5113 ikut mem­berikan komentar. Kata dia, Lapas kan be­rada dalam otoritas kekuasaan Menkuham, Menkuhamnya harus dicopot.

"Mesti di cek dulu, siapa yang peras kepala penjara? Atau dia cari keuntungan buat diri sendiri?" kata akun endrik ringo @ hendrik_ringo.

Komentar selanjutnya dari akun Maudy Asmara @Asmara_1701. Dalam situasi men­guntungkan dan membutuhkan pasti banyak permintaan. "Semua akan setor pada waktunya pak," katanya dengan symbol tertawa.

Pernyataan menyindir diucapkan akun elrhama @seiyamoon1111. "Berarti lebih menguntungkan piara koruptor dari pada piara ayam prof?" sindirnya pedas.

Sementara akun J. Gondokusumo @ JulianttoG mengatakan saat ini nilai keekono­mian Lapas sudah naik kelas, selevel dengan BUMN. Bisa jadi sapi perahan para pemangku kepentingan. Ada yang ingin menertibkan, namun lebih banyak yang ingin membiarkan untuk tetap jadi obyek sumber pendapatan.

Akun Wendri Noerman @NoermanWendri melihat maraknya kasus suap di lapas tidak lepas dari rayuan dari para koruptor. Menurutnya, jika sanksi yang diberikan kurang greget maka akan terus terjadi.

"Ada baiknya koruptor dihukum mati saja... Kalau masih hidup dia akan di jadikan ATM oleh koruptor koruptor jenis baru. Jadi kesim­pulannya koruptor itu wabah yang menyebar," terang dia.

Keinginan agar koruptor dihukum mati juga diucakan akun M Taufiqur Rachman @ CakFiq99. "Mayoritas rakyat kepingin para koruptor dihukum mati dan dimiskinkan. Hal ini sulit bisa terjadi karena yang bikin dan yang mengesahkan undang-undang adalah orang-orang yang berpotensi menjadi korup­tor," kritik dia.

Akun @danil berpandangan seharusnya semua harta koruptor disita untuk negara. Koruptornya ga usah dipenjara di sukamiskin, cukup dimiskinkan semiskin-miskinnya.

Terakhir akun @Erlin0565 mengingatkan kepada para pejabat sadar jika hidup hanya sebentar. "Cari uang dengan tidak terhormat lagi di pemerintahan ini... Sayangnya masyarakat seakan akan tidak peduli. Parah amat," tandasnya. ***

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya