Berita

Abraham Samad/Net

Wawancara

WAWANCARA

Abraham Samad: Jangan Bicara HAM Dengan Koruptor Sebab Saat Korupsi Mereka Tak Mikir HAM

SENIN, 23 JULI 2018 | 08:23 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Mantan Ketua KPK yang na­manya muncul sebagai salah satu kandidat calon wakil Presiden di 2019, Abraham Samad, bersuara keras tentang OTT di Lapas Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat.

Menurut Samad, penjagaan terhadap narapidana Koruptor sudah semestinya sekuat penjagaan narapidana kasus terorisme dan narkoba.

Berikut wawancara lengkap­nya dengan Rakyat Merdeka, kemarin.

Bagaimana menurut anda peristiwa OTT di Lapas Sukamiskin oleh KPK?

Oh, menurut saya itu bukan peristiwa tapi itu adalah tragedi, tragedi bagi perjuangan mela­wan korupsi.

Maksud Anda?
Lapas adalah tempat bagi narapidana menjalani dan meng­habiskan masa penahanannya karena vonis hukumannya sudah berkekuatan hukum tetap atau inkrach. Keberadaan Lapas men­jadi tanggung jawab Negara da­lam hal ini Kementerian Hukum dan HAM.

Ketika negara kecolongan, ada korupsi di Lapas maka ini tragedi besar. Negara kalah 2 kali. Kekalahan pertama adalah saat koruptor melakukan tindak korupsi sebelum tertangkap dan kekalahan kedua adalah saat menjalani hukuman, si koruptor diduga masih tetap bisa melakukan korupsi den­gan jalan menyuap pihak Lapas untuk mendapatkan keistimewaan dan keleluasaan. Ini kalah 2-0!

Mengapa korupsi bisa ter­jadi di Sukamiskin?
Begini, Sukamiskin ini kan memang Lapasnya koruptor-koruptor besar. Jadi memang dibutuhkan petugas-petugas ber­integras tinggi yang jaga di sana, tidak bisa ditempatkan petugas yang lemah integritasnya.

Apa solusi anda?
Minimal ada 2 solusi yang saya tawarkan. Pertama, tingkatkan level penjagaan setara dengan narapidana kasus terorisme dan narkoba. Para napi korupsiini berbahaya bila sampai dibiarkan leluasa apalagi lolos dari pengawasan dan penjagaan Lapas.

Sebagai pemilik uang yang tidak sedikit maka napi koruptor sangat mungkin dapat melaku­kan banyak hal dengan uang itu, mulai dari nyogok hingga membeli integritas petugas.

Nah solusi yang kedua berkaitan dengan hal yang saya sebutkan tadi. Petugas Lapas di Sukamiskin atau Lapas yang me­nahan terpidana korupsi lainnya harus dibatasi periode jaganya dan selanjutnya dilakukan rotasi berkala.

Batasi saja, misalnya petu­gas di Sukamiskin dari tingkat Kalapas hingga tukang sapu paling lama hanya 6 bulan atau 1 tahun.

Kalau penjagaan setara napi teroris nanti dianggap melang­gar HAM?
Ah, anda bagaimana, jangan ajari bicara HAM dengan ko­ruptor, sebab saat melakukan korupsi pun mereka pasti tidak memikirkan HAM. Mereka terabas itu HAM.

Sekarang bicara soal Pilpres. Beberapa hari lalu Lembaga Survei KedaiKOPI mengata­kan bahwa salah satu kriteria cawapres yang disukai publik adalah tokoh anti korupsi. Apakah anda merasa tersan­jung atau berpeluang maju?
Wah soal survei silakan tanya sama yang survei saja. Hanya saja saya tegaskan bahwa saya tidak akan berhenti melawan ko­rupsi selama masih ada umur, se­lama hayat di kandung badan.

Apakah anda siap bila Jokowi atau Prabowo meminang anda menjadi cawapresnya?

Hahahaha, saya tidak tahu itu, saya belum mikir ke sana

Sekali saya tanya, Anda siap tidak jadi cawapres bila salah satu dari Jokowi atau Prabowo meminang Anda?
Hahahaha, ya siap siap, ada ada saja anda ini. Ya saya siap! ***

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

Kejanggalan LHKPN Wakil DPRD Langkat Dilapor ke KPK

Minggu, 23 Februari 2025 | 21:23

Jumhur Hidayat Apresiasi Prabowo Subianto Naikkan Upah di 2025

Minggu, 23 Februari 2025 | 20:56

Indeks Korupsi Pakistan Merosot Kelemahan Hampir di Semua Sektor

Minggu, 23 Februari 2025 | 20:44

Beban Kerja Picu Aksi Anggota KPU Medan Umbar Kalimat Pembunuhan

Minggu, 23 Februari 2025 | 20:10

Wamenag Minta PUI Inisiasi Silaturahmi Akbar Ormas Islam

Minggu, 23 Februari 2025 | 20:08

Bawaslu Sumut Dorong Transparansi Layanan Informasi Publik

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:52

Empat Negara Utama Alami Krisis Demografi, Pergeseran ke Belahan Selatan Dunia, India Paling Siap

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:46

Galon Polikarbonat Bisa Sebabkan Kanker? Simak Faktanya

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:34

Indra Gunawan Purba: RUU KUHAP Perlu Dievaluasi

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:31

Kolaborasi Kunci Keberhasilan Genjot Perekonomian Koperasi

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:13

Selengkapnya