Berita

Foto/RMOL Papua

Hukum

Pengacara: Tebang Pilih, Kenapa Pilot Dan Pramugari Lion Air Tidak Diperiksa

SELASA, 12 JUNI 2018 | 20:41 WIB | LAPORAN:

. Frantinus Nirigi (26) jadi tersangka dan ditahan karena bercanda membawa bom di pesawat Lion Air JT 687 rute Pontianak-Cengkareng. Frantinus membantah tuduhan tersebut.

"Selama 16 hari kami mendampingi Frantinus, ia menceritakan bahwa dirinya tidak mengatakan tuduhan yang dialamatkan kepadanya," kata Frederika Korain, salah satu pengacara Frantinus Korain kepada wartawan di Jayapura, Selasa (12/6).

Frederika mengatakan kliennya kesal karena pramugari tidak hati-hati memasukkan tasnya yang berisi 3 unit laptop ke bagasi kabin.


"Awas bu, ada tiga laptop dalam tas saya," kata Frederika menirukan kliennya.

Namun pramugari tersebut tidak menghiraukan permintaan Frantinus. Pramugari tersebut malah mengatakan "jangan bercanda".

Frantinus lantas meminta maaf. Namun Frantinus tidak menyangka Pramugari mengumumkan kepada seluruh penumpang bahwa ada bahan cepat ledak dalam pesawat, dan meminta seluruh penumpang meninggalkan pesawat. Bahkan sampai tiga kali Pramugari mengulangnya.

"Jadi yang membuat panik penumpang bukan klien kami, tapi penumpang panik saat pramugari menyampaikan pengumuman yang bunyinya, diduga ada penumpang membawa bahan cepat ledak," tegas Frederika.

Pengacara Frantinus lainnya, Aloysius Renwarin, menambahkan yang salah bukan kliennya. Karena itu dengan tegas dia meminta untuk memeriksa pramugari dan pilot.

"Ini namanya tebang pilih. Masa yang diperiksa dan dimintai keterangan hanya klien kami. Bagaimana dengan pilot dan pramugari yang mengumumkan evakuasi penumpang, kenapa mereka tidak diperiksa? Ada apa ini?" ujarnya dengan nada tinggi.

Dia mengatakan cukup alasan untuk penyidik dari Dirjen Perhubungan Udara memeriksa pilot dan pramugari Lion Air JT 687 rute Pontianak-Cengkareng. Mereka harus dimintai pertanggungjawaban agar nasib Frantinus di Pontianak tidak terkatung-katung dalam ketidakpastian hukum.

"Apalagi persoalan itu telah membuat Frantinus tidak bisa bertemu keluarganya di Papua setelah 8 tahun berjuang menyelesaikan kuliahnya di Pontianak dengan menjadi buruh pabrik kelapa sawit untuk membiayai kuliahnya. Ini benar-benar tidak adil," tandas Aloysius lagi.[dem]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya