Berita

Ratna Sarumpaet/Net

Politik

Ratna Sarumpaet: Sebenarnya, Hantu Apa Yang Dikejar Pemerintah?

RABU, 06 JUNI 2018 | 02:52 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Pemerintah hanya fokus mengartikan Pancasila sebatas butir pertama tentang Ketuhanan Yang Maha Esa. Padahal ada butir lain yang tak kalah penting seperti tentang ekonomi, sosial, dan musyawarah.

Begitu kata aktivis Ratna Sarumpaet dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (5/6).

Dia bahkan menyoroti sejumlah pernyataan dari Kepala Kantor Staf Kepresidenan Jenderal (purn) Moeldoko. Mantan Panglima TNI itu dalam berbagai statement menyebut bahwa Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) harus segera bekerja maksimal karena radikalisme mulai mengancam.

“Saya jadi kepingin banget pemerintah jujur. Sebenarnya yang mau dikejar itu hantu apa?” tanyanya.

Menurutnya, sejauh ini BPIP dan pemerintah masih berkutat pada keberagaman yang merupakan bagian dari butir satu Pancasila. Namun demikian, butir lain tidak tersentuh.

“Bukan itu tidak penting, tapi jangan kita lemahkan Pancasila. Ada masalah keadailan, musyarawah mufakat, keadilan beradab,” urainya.

Dia kemudian menyindir pemerintah tentang sila keberadaban. Menurutnya, pemerintah yang abai dengan teriakan para petani merupakan bagian dari bentuk ketidakadaban.

“Sudah beradab kah ketika rakyat teriak please don’t do it, tapi tetap impor saat rakyat masih panen. Itu pancasilais tidak?” tanyanya lagi.

Ratna bahkan menilai pemerintah saat ini sudah bertindak radikal kepada rakyat. Ini lantaran pemerintah mengabaikan kebutuhan rakyat dengan mencabut berbagai macam subsidi.

“Semua orang mengeluh mempertanyakan, tapi lebih penting (membangun jalan) tol. Rakyat miskin semakin miskin, dan tidak mau dengar. Pemerintah tidak mau dengar,” tukasnya. [ian]

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pendapatan Garuda Indonesia Melonjak 18 Persen di Kuartal I 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:41

Sidang Pendahuluan di PTUN, Tim Hukum PDIP: Pelantikan Prabowo-Gibran Bisa Ditunda

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:35

Tak Tahan Melihat Penderitaan Gaza, Kolombia Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:34

Pakar Indonesia dan Australia Bahas Dekarbonisasi

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:29

Soal Usulan Kewarganegaraan Ganda, DPR Dorong Revisi UU 12 Tahun 2006

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:25

Momen Hardiknas, Pertamina Siap Hadir di 15 Kampus untuk Hadapi Trilemma Energy

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:24

Prabowo-Gibran Diminta Lanjutkan Merdeka Belajar Gagasan Nadiem

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:16

Kebijakan Merdeka Belajar Harus Diterapkan dengan Baik di Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:06

Redmi 13 Disertifikasi SDPPI, Spesifikasi Mirip Poco M6 4G

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:59

Prajurit TNI dan Polisi Diserukan Taat Hukum

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:58

Selengkapnya