Nasaruddin Umar/Net
Nasaruddin Umar/Net
PARA teroris berusaha meÂnafsirkan dalil-dalil agama dengan menafikan kaedah-kaedah ushul fikih dan ulum al-Qur'an. Mungkin seperti itulah doktrin yang diterima dari gurunya. Padahal, RaÂsulullah Saw dan para sahaÂbatnya tidak pernah menconÂtohkan gerakan jihad dengan cara bunuh diri atau menyelakakan diri sendiri. Sebaliknya Rasulullah mencontohkan mengamÂbil langkah hijrah (mengungsi) demi menyelamatÂkan nyawa sendiri dan para sahabatnya. Bahkan di dalam Al-Qur'an enam kali perintah jihad seÂlalu diawali dengan perintah hijrah baru jihad (wa hajaru wa jahadu). Perintah jihad secara fisik seÂlalu diawali dengan berjihad dengan harta baru mempertaruhkan jiwa (wa jahidu bi amwalikum wa amfusikum). Susunan ayat-ayat tersebut seÂlalu konsisten. Hijrah baru jihad dan berjihad denÂgan harta baru jiwa. Kalau terpaksa memang harÂus berjihad, yang harus menjadi sasaran adalah musuh yang mengorbankan umat Islam, bukanÂnya sesama umat Islam yang tanpa dosa.
Pilihan hijrah Rasulullah Saw bukan langkah pengecut seperti yang sering dituduhkan kalanÂgan orientalis yang menganggap Nabi pengecut meninggalkan umatnya di Mekkah dan mencari selamat di Madinah. Strategi Nabi (Islam) meÂlangkah mundur untuk mencapai kemenangan jauh lebih mulia ketimbang melakukan langkah nekat. Akhirnya Nabi kembali merebut kota MekÂkah (Fath Makkah) tanpa setetes darah menguÂcur. Nabi Muhammad Saw menaklukkan separÂuh belahan bumi tanpa darah jihad yang berarti. Peperangan yang dilakukan Nabi bukan agresi tetapi bela diri. Buktinya ketika Nabi dikepung di Mekkah, ia bersama Abu Bakar melarikan diri, bukannya mati bersama dengan sahabat-sahaÂbatnya yang lain di tempat persembunyian. BukÂti lain ketika Nabi memenangkan Perang Badar para tawanan perang dibebaskan dengan tebuÂsan amat ringan, ketika ia menaklukkan MekÂkah yang diserukan bukan balas dendam tetapi perdamaian: "Hari ini adalah hari perdamaian" (al-yaum yaum al-marhamah). Demikian pula penaklukan-penaklukan kota dan suku lain di kaÂwasan Timur Tengah, tidak ada yang diselesaikan secara "hukum adat perang jahiliah" dengan cara balas dendam.
Dengan tegas Al-Qur'an melarang dan sekaÂligus mengecam orang-orang yang melakukan perjuangan atas nama apapun dan untuk apapun serta semulia apapun suatu tujuan dengan cara menyelakakan diri sendiri, sebagaimana dikataÂkan: â€Dan janganlah kalian menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (Q.S. al-Baqarah/2:195). Ayat ini cukup tegas bahwa berjihad dengan cara nekat tidak diperkenankan di dalam Islam. Jika ada seruan jihad yang mengajak orang lain menÂempuh cara-cara nekat maka itu perlu dipertanyakan. Selain tidak pernah dicontohkan Nabi, juga akan menodai nama agung Islam sebagai agama yang penuh kasih sayang. Peringatan buat kita semua bahwa jihad yang sesungguhnya ialah menempuh cara-cara yang wajar dan sesuai denÂgan perintah dan apa yang dicontohkan Nabi MuÂhammad Saw teladan kita.
Populer
Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21
Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58
Senin, 08 Desember 2025 | 19:12
Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53
Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46
Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25
Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00
UPDATE
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11
Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48