Berita

Politik

Memenangkan Ramadan

SABTU, 26 MEI 2018 | 16:21 WIB | OLEH: MUHAMMAD SULTON FATONI

SEORANG anak kecil menghabiskan waktu sore di Musholla dekat rumahnya sambil berdendang, "wujud qidam baqa'…" dan seterusnya. Di waktu bersamaan seorang ibu muda menyaksikan berita di televisi yang menyiarkan sadisme aksi teror bom di Surabaya. Keduanya berlangsung di bulan Ramadan.

Inilah Ramadan. Kehadirannya selalu tepat waktu. Ia tak mempedulikan masyarakat sedang melakukan apa, mengalami apa bahkan sedang menghadapi problem apa. Pada saat Ramadan tiba, masyarakat muslim harus menjalaninya. Ramadan selalu hadir di tengah ragam dinamika masyarakat. Pada tahun ini misalnya, keasyikan masyarakat menjalankan ibadah di bulan Ramadan diiringi warna pemberitaan kekerasan para teroris. Bahkan menjelang Ramadan, berita Sidang Itsbat awal Ramadan tergerus kecemasan dan kehebohan aksi terorisme dan pemberitaannya di beberapa tempat seputar Surabaya.

Aksi terorisme sebagai bagian dari vandalisme itu musuh bersama umat manusia. Berkah Ramadan perlu kita optimalkan untuk meredamnya, meskipun wujud vandalisme itu hanya sebatas berita, opini maupun desas-desus. Memposisikan aksi terorisme sebagai perbuatan zalim itu prinsip kemanusiaan. Lalu apa yang perlu kita lakukan di bulan Ramadan ini?

Bulan Ramadan itu rentang waktu ibadah yang tidak hanya puasa dan salat taraweh. Karena itu kita bisa memperbanyak ibadah di dalamnya, baik yang bersifat ibadah mahdlah (ritual) maupun ghairu mahdlah (sosial). Maka masyarakat muslim Indonesia tidak boleh larut dalam kecemasan, kesedihan dan kemarahan. Bulan Ramadan hadir bisa dijadikan sebagai obat penawar problem kemanusiaan. Berita kezaliman para teroris perlu dijawab dengan aksi-aksi kebaikan, seperti membantu korban terorisme; berita jaringan teorisme di kampus perlu diimbangi dengan berita jaringan pengajian Ramadan; berita sadisme kelompok teroris dijawab dengan berita santunan anak yatim; dan seterusnya.

Kegiatan lainnya yang perlu dilakukan tentu saja mengaji kepada seseorang yang layak dijadikan sebagai 'guru'. Masyarakat muslim harus bekerjasama: satu sisi tak malas mencari dan di sisi lain tak pelit memberikan informasi tentang keberadaan seseorang yang layak didaulat sebagai guru. Langkah ini penting karena saat ini tidak mungkin mengharapkan 'ustadz' abal-abal melakukan abdikasi mengingat kata 'ustadz' sudah ia anggap sebagai profesi.

Pada bulan Ramadan ini tak perlu risih bersikap selektif memilih 'ustadz', guru, kiai. Langkah ini tentu akan meminggirkan seseorang yang mengaku 'ustadz' namun sebenarnya hakikatnya ia abiotik ilmu keislaman. Langkah ini penting agar kita terhindar dari dua model ustadz abal-abal, pertama adalah ustadz kelompok mutanawwi’ah, yaitu ustadz yang materi dakwahnya aneh-aneh, nyeleneh, yang disebabkan tidak berpijak kepada referensi kitab-kitab klasik. Kedua, ustadz dari kelompok mutadafi'ah, yaitu ustadz-ustadz yang provokatif, agitatif yang mengarah kepada tindakan destruktif, yang disebabkan minim referensi kitab-kitab klasik.

Seorang guru kiai-kiai Nusantara, KH Hasyim Asyari (1871-1947) menyebut bahwa kelompok mutanawwi'ah dan  mutadafi'ah ini memisahkan diri dari kelompok besar masyarakat muslim yang telah benar. Karena mereka keluar dari kelompok mainstream yang benar maka seyogyanya kita tidak menjadikannya sebagai ustadz agar superego individu tetap terpelihara. Selamat berpuasa.[***]

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

Uni Eropa Ancam Balas AS Kalau Terapkan Tarif Baru untuk Baja dan Aluminium

Selasa, 11 Februari 2025 | 19:31

Guyuran Hujan Tak Halangi Prabowo Sambut Erdogan di Halim

Selasa, 11 Februari 2025 | 19:26

Pagar Laut Bekasi Akhirnya Dibongkar

Selasa, 11 Februari 2025 | 19:22

BREN-CUAN Prajogo Rontok Lagi, IHSG Ambruk di 6.531

Selasa, 11 Februari 2025 | 19:21

Ini Alasan Komisi II DPR Gelar Rapat Tertutup dengan DKPP

Selasa, 11 Februari 2025 | 19:13

Dilibas AI, Tingkat Pengangguran di Sektor Teknologi AS Melonjak Drastis

Selasa, 11 Februari 2025 | 18:55

Prabowo Jangan Boros soal Kebijakan Efisiensi Anggaran Sebab Kawannya Setan

Selasa, 11 Februari 2025 | 18:45

Legislator PDIP Heran Baleg Minta Pemerintah Buru-buru Kirim DIM RUU Minerba

Selasa, 11 Februari 2025 | 18:41

Prabowocare Ubah Kebiasaan Lama dalam Pengelolaan Keuangan Negara

Selasa, 11 Februari 2025 | 18:30

Tim U-20 Indonesia Matangkan Game Plan Jelang Hadapi Iran

Selasa, 11 Februari 2025 | 18:25

Selengkapnya