Berita

Ilustrasi Teroris/Net

Pertahanan

Satu Keluarga Jadi Bomber, Penanganan Teroris Butuh Kecermatan Tinggi

RABU, 23 MEI 2018 | 19:51 WIB

. Tragedi bom bunuh diri di Surabaya mengagetkan banyak pihak.

Bukan karena aksi bom bunuh diri yang memakan korban jiwa itu menggunakan jenis bom yang diberi julukan Mother Of Setan, tapi karena  pengantin bom bunuh diri justru satu keluarga termasuk anak-anak.

Menurut pengamat dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, serangkaian aksi bom yang dimulai dari Surabaya, hingga Riau  menunjukkan sisi lemah dari penanggulangan teros di Indonesia.

Namun lepas dari persoalan itu, ia mengaku kaget terjadi pola perubahan pengantin yang dijadikan bom bunuh diri, termasuk daerah yang dipilih untuk aksi.

"Sebagai orang yang lama menetap di Surabaya, masyarakatnya dikenal egaliter dan Surabaya termasuk kota yang aman namun justru  menjadi ladang aksi yang  dramatis dan menyesakkan. Ironisnya satu keluarga asli Surabaya menjadi pengantin bom bunuh diri," katanya dalam diskusi 'Pengaruh Terorisme terhadap Keamanan Pertahanan Nasional' di media cKomplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (23/5).

Membicarakan bom bunuh diri satu keluarga, baginya satu fenomena yang baru Indonesia. Sebab selama ini, pengantin bom bunuh diri dilakukan secara individual. Tapi kali ini satu keluarga, ayah, ibu beserta anak-anaknya.

"Dari kasus ini menunjukkan kepada kita bahwa teroris di Indonesia telah menemukan fase  yang ideal dalam membentuk jaringan kejahatan. Tidak saja jaringan kejahatan tapi juga teror. Dan tidak ada potensi kebocoran bahkan kekeliruan," paparnya.

Melihat fenomena ini, dia berpandangan dalam menangani teroris dibutuhkan kecermatan yang luar biasa dari aparat keamanan baik polisi dan TNI.

"Dan yang tidak kalah penting mencermati peningkatan kualitas teroris setelah belajar dari bom nunuh diri di Surabaya," ujar Khairul. [fiq]

Populer

Jokowi Kumpulkan Kapolda Hingga Kapolres Jelang Apel Akbar Pasukan Berani Mati, Ada Apa?

Kamis, 12 September 2024 | 11:08

Petunjuk Fufufafa Mengarah ke Gibran Makin Bertebaran

Kamis, 12 September 2024 | 19:48

Jagoan PDIP di Pilkada 2024 Berpeluang Batal, Jika….

Minggu, 08 September 2024 | 09:30

Slank sudah Kembali ke Jalan yang Benar

Sabtu, 07 September 2024 | 00:24

Soal Video Winson Reynaldi, Pemuda Katolik: Maafkan Saja, Dia Tidak Tahu Apa yang Dia Perbuat!

Senin, 09 September 2024 | 22:18

AHY Tuntaskan Ujian Doktoral dengan Nilai Hampir Sempurna

Kamis, 12 September 2024 | 17:12

Ini Kisah di Balik Fufufafa Dikaitkan dengan Gibran

Rabu, 11 September 2024 | 01:15

UPDATE

Amerika Serikat Naikkan Tarif Impor Barang China hingga 100 Persen

Sabtu, 14 September 2024 | 11:54

Hary Tanoe Mau Akuisisi Multivision Plus dengan Kocek Rp309,71 M

Sabtu, 14 September 2024 | 11:39

Brasil Cabut Pembekuan Rekening Starlink dan X

Sabtu, 14 September 2024 | 11:21

Perusahaan Merugi hingga Rp4,8 T, Pendiri Gogoro Mundur sebagai CEO

Sabtu, 14 September 2024 | 10:53

Genjot Produksi Susu, Indonesia Bakal Impor 100 Ribu Ekor Sapi dari Brasil

Sabtu, 14 September 2024 | 10:39

Berkaca Kasus BTS, Kasus PON XXI Harus Libatkan BPK agar Tidak Menguap

Sabtu, 14 September 2024 | 10:38

Gunungkidul Diguncang Gempa Beruntun dari Malam hingga Pagi

Sabtu, 14 September 2024 | 10:25

Aksi Mogok Pekerja Samsung Bergemuruh di India, Saham Anjlok hingga Tiga Persen

Sabtu, 14 September 2024 | 10:13

Muhammadiyah Bicara Pemimpin Sibuk Urusi Keluarga, Sindir Jokowi?

Sabtu, 14 September 2024 | 10:01

Pemerintah Siapkan BBM Bersubsidi Rendah Sulfur Bukan untuk Kelas Atas

Sabtu, 14 September 2024 | 09:53

Selengkapnya