Berita

Foto/Net

Pertahanan

Laba PT Pindad Naik 12,9 Persen

Ditopang Industri Pertahanan
SELASA, 22 MEI 2018 | 10:27 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Produsen peralatan per­tahanan dan keamanan, PT Pindad (Persero) mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 12,9 persen pada kuartal I tahun ini.

Perusahaan yang juga bergerak pada bidang industri kom­ersial ini telah membukukan laba Rp 4,6 miliar pada kuartal I Tahun 2018. Angka tersebut meningkat dibandingkan pe­riode yang sama tahun lalu sebesar Rp 4,1 miliar.

Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose mengungkap­kan, pertumbuhan laba sebesar 12,9 persen masih ditopang oleh sektor industri pertahanan.

"Sektor industri pertahanan masih menjadi kontributor pendapatan mencapai 70 persen atau sekitar Rp 3,8 miliar pada kuartal I tahun ini," terang Mose dalam keterangannya.

Perusahaan menargetkan laba Rp 110 miliar sampai di akhir Tahun 2018, pihaknya optimistis target tersebut bisa tercapai. Jika kontrak yang didapat terus mulus maka bukan tidak mungkin di akhir tahun nanti, target perusahaan Rp 110 miliar bisa dilewati.

"Targetnya bisa tiga digit, sekitar Rp 105 miliar atau Rp 110 miliar melihat Tahun 2017 kami berhasil catatkan laba Rp 92 miliar," jelasnya.

Ia juga menjelaskan sam­pai saat ini pasar terbesar masih dalam negeri dengan 80 persen, sedangkan pasar ekspor masih 20 persen.

Menurutnya, perusahaan juga berusaha memperbe­sar pasar ekspor menjadi 30 popersen melalui pameran, seminar, promosi melalui ke­juaraan tembak Internasional yang diikuti TNI, dan partner­ship dengan perusahaan luar.

Melihat dari nilai kontrak yang sudah didapatkan selama kuartal I 2018, perusahaan su­dah mendapatkan kontrak dengan nilai Rp 3,6 triliun. Angka tersebut lebih besar dibanding­kan target nilai kontrak kuartal I sebesar Rp 2,8 triliun yang juga menjadi nilai kontrak pada peri­ode yang sama tahun lalu.

Dia menyebut, sampai akhir tahun nanti target nilai kontrak sebesar Rp 5,6 triliun. Na­mun, menurutnya nilai target tersebut bisa mencapai Rp 6 triliun.

"Target itu bisa bertambah karena masih ada perbincangan untuk ekspor ke Brunei dan Brazil," ujarnya.

Perlu diketahui, sepanjang tahun lalu Pindad telah mengantongi laba sebesar Rp 92 miliar. Angka tersebut merupakan yang terbesar dari laba Pindad di beberapa tahun sebelumnya, dan naik hampir 100 persen dari 2016.

Berkat raihan laba bersih sebesar Rp 92 miliar, Pindad mampu membayar dividen sebesar Rp 6,4 miliar. ***

Populer

Jokowi Kumpulkan Kapolda Hingga Kapolres Jelang Apel Akbar Pasukan Berani Mati, Ada Apa?

Kamis, 12 September 2024 | 11:08

Petunjuk Fufufafa Mengarah ke Gibran Makin Bertebaran

Kamis, 12 September 2024 | 19:48

Jagoan PDIP di Pilkada 2024 Berpeluang Batal, Jika….

Minggu, 08 September 2024 | 09:30

Slank sudah Kembali ke Jalan yang Benar

Sabtu, 07 September 2024 | 00:24

Soal Video Winson Reynaldi, Pemuda Katolik: Maafkan Saja, Dia Tidak Tahu Apa yang Dia Perbuat!

Senin, 09 September 2024 | 22:18

AHY Tuntaskan Ujian Doktoral dengan Nilai Hampir Sempurna

Kamis, 12 September 2024 | 17:12

Ini Kisah di Balik Fufufafa Dikaitkan dengan Gibran

Rabu, 11 September 2024 | 01:15

UPDATE

Amerika Serikat Naikkan Tarif Impor Barang China hingga 100 Persen

Sabtu, 14 September 2024 | 11:54

Hary Tanoe Mau Akuisisi Multivision Plus dengan Kocek Rp309,71 M

Sabtu, 14 September 2024 | 11:39

Brasil Cabut Pembekuan Rekening Starlink dan X

Sabtu, 14 September 2024 | 11:21

Perusahaan Merugi hingga Rp4,8 T, Pendiri Gogoro Mundur sebagai CEO

Sabtu, 14 September 2024 | 10:53

Genjot Produksi Susu, Indonesia Bakal Impor 100 Ribu Ekor Sapi dari Brasil

Sabtu, 14 September 2024 | 10:39

Berkaca Kasus BTS, Kasus PON XXI Harus Libatkan BPK agar Tidak Menguap

Sabtu, 14 September 2024 | 10:38

Gunungkidul Diguncang Gempa Beruntun dari Malam hingga Pagi

Sabtu, 14 September 2024 | 10:25

Aksi Mogok Pekerja Samsung Bergemuruh di India, Saham Anjlok hingga Tiga Persen

Sabtu, 14 September 2024 | 10:13

Muhammadiyah Bicara Pemimpin Sibuk Urusi Keluarga, Sindir Jokowi?

Sabtu, 14 September 2024 | 10:01

Pemerintah Siapkan BBM Bersubsidi Rendah Sulfur Bukan untuk Kelas Atas

Sabtu, 14 September 2024 | 09:53

Selengkapnya