Berita

Nicolas Maduro bertemu tim pemantau pemilu internasional di Istana Miraflores, Sabtu (19/5)/CNE

Dunia

Maduro Tidak Besar Kepala Dan Menepuk Dada

SENIN, 21 MEI 2018 | 19:15 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

Kembali memenangkan pemilihan presiden tak membuat Nicolas Maduro besar kepala dan merasa jumawa menepuk-nepuk dada.

Sebaliknya, Maduro mengundang tiga kandidat presiden yang kalah dalam pilpres, juga pentolan oposisi yang memboikot pemilu, untuk kembali membangun dialog nasional demi kebaikan bersama Venezuela.

Ajakan ini disampaikan Maduro saat menyampaikan pidato kemenangan, Minggu malam (20/5), tak lama setelah Ketua Dewan Pemilihan Nasional (CNE) Tibisay Lucena mengumumkan kemenangan Maduro.

Dalam pemilihan presiden tahun ini, dari 20 juta pemilih hanya sekitar 8 juta yang hadir ke tempat pemungutan suara (TPS). Kelompok oposisi utama, MUD, menyerukan gerakan boikot pilpres. Sementara tiga tokoh oposisi lainnya merasa bahwa pemilu adalah mekanisme demokratis yang tersedia untuk memperbaiki situasi multi krisis yang dialami Venezuela.

Dari jumlah suara yang masuk, Maduro memperoleh 5,8 juta suara atau 68 persen, meninggalkan penantang utama Henri Falcon yang hanya memperoleh 1,8 juta suara atau 21 persen.

Sementara dua kandidat lain, Javier Bertucci dan Reinaldo Quijanda masing-masing mengantongi 942 ribu suara (11 persen) dan 34 ribu suara.

"Kepada semua pemimpin oposisi, saya mengundang Anda di sini dan saya memikul tanggung jawab atas panggilan ini," kata Maduro di halaman Istana Miraflores, di Caracas.

Presiden, yang terpilih dengan salah satu persentase partisipasi terendah dalam sejarah Venezuela, menolak posisi kandidat oposisi Henri Falcón yang memutuskan untuk mengabaikan proses dan menuntut diadakannya pemilihan umum yang baru.

"Saya adalah presiden dari mereka yang memilih saya dan mereka yang memilih oposisi. Hari ini saya menyerukan dialog nasional yang hebat," katanya.

Pemilihan ini juga menonjol karena tingginya tingkat golput, yang menurut data CNE mencapai 52 persen, dibandingkan dengan pemilihan tahun 2012 dan 2013. Di dua tahun itu partisipasi mencapai 80 persen.

Terlepas dari tingkat golput yang tinggi, pemilihan umum ini dihadiri oleh ratusan pemantau dari luar negeri yang diundang oleh berbagai institusi.

Kantor Berita Politik RMOL termasuk dalam tim pemantau pemilu internasional yang diundang CNE. Sejak sepekan sebelum pemberian suara, pemantau internasional mendapat kesempatan untuk mempelajari dinamika sosial dan politik serta persiapan dan sistem pemilu Venezuela.

Tim pemantau pemilu internasional terdiri dari individu dengan berbagai latar belakang profesi. Tak sedikit yang merupakan anggota parlemen, juga ada yang beberapa walikota dari Amerika Serikat, serta wartawan. [guh]




Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya