Berita

Haris Azhar/Net

Pertahanan

Haris Azhar Setuju Pemerintah Bentuk Koopssusgab, Tapi..

KAMIS, 17 MEI 2018 | 19:33 WIB | LAPORAN:

Langkah pemerintah yang ingin menghidupkan kembali Komando Pasukan Khusus Gabungan (Koopssusgab) dari berbagai satuan di TNI, untuk memberantas terorisme sesungguhnya tak perlu dipersoalkan.

Direktur Eksekutif Lokataru, Haris Azhar menegaskan bahwa berdasarkan Undang-Undang TNI, pelibatan TNI dalam berbagai operasi yang dipimpin institusi polisi boleh adanya.

"Boleh. Di Undang-Undang TNI memang ada," tegasnya dalam konferensi pers di Kantor Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Jalan Kramat II, Jakarta Pusat, Kamis (17/5).

Namun demikian, lanjut mantan Koordinator KontraS ini, Koopssusgab harus dibuatkan sebuah payung hukum sendiri. Konkretnya, pemerintah paling tidak harus berkonsultasi dengan DPR RI untuk membuat sebuah Peraturan Pemerintah (PP), yang mengatur soal perbantuan TNI kepada institusi Polri maupun institusi sipil lainnya.

"Itu memang harus diatur, karena sekarang misalnya TNI itu juga kerja sama dengan sejumlah kantor kementerian. Kok institusi publik jadi institusi private. TNI kerja sama sama BKKBN dan lain-lain. Harusnya kan tidak boleh. Harusnya dia diatur dalam PP, karena kalau di level UU, tapi Diskusinya panjang. Tapi kalau memang ada signal yang baik dari presiden, Perpres harusnya cukup. Tapi tentara kan pasti marah kalau misalkan pakai Perpres," paparnya.

Di situ, tambah dia, harus diatur secara jelas terkait kewenangan yang dimiliki TNI. Misalkan TNI tidak boleh diberikan ikut dalam melakukan penegakan hukum.

"Kewenangan penegakan hukum tidak bisa. Syaratnya dalam konteks hari ini Koopssusgab ini dia sifatnya pengamanan atau penindakan," imbuhnya.

Kedua, kata Haris, PP tersebut juga mengatur soal TNI yang berada di bawah polisi. Karena tema besarnya adalah tema penegakan hukum.

"Karena ketika tentara yang lebih ke depan dan melakukan tindakan-tindakan, dia punya imunitas tersendiri. Peradilan militer, jadi nanti makin menunjukan ketidakadilan lagi. Diskriminasi dan eksklusifitas kepada tentara itu sendiri," jelasnya.

Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko mengungkapkan bahwa Jokowi tertarik untuk menghidupkan kembali Koopssusgab TNI demi memberangus terorisme. Mantan Panglima TNI menjelaskan, usulan ini ada setelah kejadian kerusuhan yang melibatkan narapidana teroris dan aparat di rutan Cabang Salemba di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat.

Namun demikian, untuk kembali menghidupkan gabungan dari pasukan elite TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Udara, dan TNI Angkatan Laut ini, Moeldoko bilang pemerintah tak perlu membuatkan payung hukum. Tapi, jika nanti UU Anti Tindak Pidana Terorisme yang tengah direvisi sudah disahkan, maka Koopssusgab bisa menyesuaikannya dengan amanat undang-undang

"Enggak perlu payung hukum, bahwa sekarang ini pasukan sudah disiapkan, (koordinasi) di bawah Panglima TNI, jadi itu inisiasi penuh dari Panglima TNI. Sekarang ini perannya adalah tetap membantu kepolisian, nanti kalau UU (Terorisme) sudah turun, kita akan sesuaikan," kata Moeldoko yang juga mantan Panglima TNI ini. [fiq]

Populer

Jokowi Kumpulkan Kapolda Hingga Kapolres Jelang Apel Akbar Pasukan Berani Mati, Ada Apa?

Kamis, 12 September 2024 | 11:08

Petunjuk Fufufafa Mengarah ke Gibran Makin Bertebaran

Kamis, 12 September 2024 | 19:48

Jagoan PDIP di Pilkada 2024 Berpeluang Batal, Jika….

Minggu, 08 September 2024 | 09:30

Slank sudah Kembali ke Jalan yang Benar

Sabtu, 07 September 2024 | 00:24

Soal Video Winson Reynaldi, Pemuda Katolik: Maafkan Saja, Dia Tidak Tahu Apa yang Dia Perbuat!

Senin, 09 September 2024 | 22:18

AHY Tuntaskan Ujian Doktoral dengan Nilai Hampir Sempurna

Kamis, 12 September 2024 | 17:12

Ini Kisah di Balik Fufufafa Dikaitkan dengan Gibran

Rabu, 11 September 2024 | 01:15

UPDATE

Amerika Serikat Naikkan Tarif Impor Barang China hingga 100 Persen

Sabtu, 14 September 2024 | 11:54

Hary Tanoe Mau Akuisisi Multivision Plus dengan Kocek Rp309,71 M

Sabtu, 14 September 2024 | 11:39

Brasil Cabut Pembekuan Rekening Starlink dan X

Sabtu, 14 September 2024 | 11:21

Perusahaan Merugi hingga Rp4,8 T, Pendiri Gogoro Mundur sebagai CEO

Sabtu, 14 September 2024 | 10:53

Genjot Produksi Susu, Indonesia Bakal Impor 100 Ribu Ekor Sapi dari Brasil

Sabtu, 14 September 2024 | 10:39

Berkaca Kasus BTS, Kasus PON XXI Harus Libatkan BPK agar Tidak Menguap

Sabtu, 14 September 2024 | 10:38

Gunungkidul Diguncang Gempa Beruntun dari Malam hingga Pagi

Sabtu, 14 September 2024 | 10:25

Aksi Mogok Pekerja Samsung Bergemuruh di India, Saham Anjlok hingga Tiga Persen

Sabtu, 14 September 2024 | 10:13

Muhammadiyah Bicara Pemimpin Sibuk Urusi Keluarga, Sindir Jokowi?

Sabtu, 14 September 2024 | 10:01

Pemerintah Siapkan BBM Bersubsidi Rendah Sulfur Bukan untuk Kelas Atas

Sabtu, 14 September 2024 | 09:53

Selengkapnya