Berita

Hendardi/Net

Pertahanan

Hendardi: Jokowi Lebih Baik Dorong Penyelesaian RUU Terorisme

KAMIS, 17 MEI 2018 | 10:20 WIB | LAPORAN:

. Pengaktifan kembali Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopssusgab) TNI oleh Presiden Jokowi secara prinsipil dapat diterima sepanjang tetap patuh pada ketentuan dalam Pasal 7 UU 34/2004 tentang TNI.

Demikian dikatakan Ketua Setara Institute Hendardi dalam pesan singkat yang diterima redaksi, Kamis (17/5).

Menurut dia, dalam ketentuan dalam Pasal 7 UU TNI dijelaskan pelibatan TNI bersifat sementara dan merupakan last resort atau upaya terakhir dengan skema perbantuan terhadap Polri yang beroperasi dalam kerangka integrated criminal justice system.

"Makanya kami mengingatkan setiap pihak dapat menahan diri dan cerdas menginterpretasikan perintah Presiden tentang pelibatan TNI, agar tidak membuat kegaduhan baru dan mempertontonkan kesan kepanikan yang berlebihan,"  kata Hendardi.

Bahkan, ujarnya, perbantuan militer juga hanya bisa dibenarkan jika situasi sudah di luar kapasitas Polri (beyond the police capacity). Polisi dan BNPT telah bekerja optimal meringkus jejaring terorisme dan menjalankan deradikalisasi. Jika membandingkan peristiwa yang terjadi dan peristiwa teror yang bisa dicegah, maka sesungguhnya Polri dan BNPT telah bekerja optimal.

Hendari melanjutkan pengaktifan kembali komando tersebut memang sebagai bagian dari upaya memperkuat kemampuan negara dalam menangani terorisme, tetapi pemanfaatannya tetap dalam konteks tugas perbantuan terhadap Polri, karena pendekatan non judicial dalam menangani terorisme bukan hanya akan menimbulkan represi massal dan berkelanjutan tetapi juga dipastikan gagal mengikis ideologi teror yang pola perkembangannya sangat berbeda dengan di masa lalu. Langkah Jokowi juga dapat dinilai sebagai tindakan melanggar UU.

Koopssusgab mesti digunakan untuk membantu dan di bawah koordinasi Polri serta ada pembatasan waktu yang jelas kapan mulai dan kapan berakhir, sebagaimana satuan-satuan tugas yang dibuat oleh negara. Tanpa pembatasan, apalagi di luar kerangka sistem peradilan pidana, Koopssusgab hanya akan menjadi teror baru bagi warga negara. Dengan pola kerja operasi tentara, represi sebagaimana terjadi di masa lalu akan berulang.

"Cara ini juga rentan menjadi instrumen politik elektoral pada Pilpres 2019," Hendadri mengingatkan.

Pada sisi lain, pihaknya juga berharap Presiden Jokowi mendisiplinkan jajarannya yang mengambil langkah-langkah kontraproduktif dan bertentangan dengan semangat kepatuhan pada rule of law dan penghormatan pada hak asasi manusia. Cara-cara represi justru akan menjauhkan warga dengan Jokowi yang akan berlaga kembali di Pilpres 2019. Dibanding menghidupkan kembali komando tersebut.

"Jokowi lebih baik turut aktif memastikan penyelesaian pembahasan revisi RUU Antiterorisme. Karena dalam RUU itulah jalan demokratis dan ramah HAM disediakan melalui kewenangan-kewenangan baru Polri yang diperluas, tetapi tetap dalam kerangka rule of law," demikian Hendardi. [rus]

Populer

Jokowi Kumpulkan Kapolda Hingga Kapolres Jelang Apel Akbar Pasukan Berani Mati, Ada Apa?

Kamis, 12 September 2024 | 11:08

Petunjuk Fufufafa Mengarah ke Gibran Makin Bertebaran

Kamis, 12 September 2024 | 19:48

Jagoan PDIP di Pilkada 2024 Berpeluang Batal, Jika….

Minggu, 08 September 2024 | 09:30

Slank sudah Kembali ke Jalan yang Benar

Sabtu, 07 September 2024 | 00:24

Soal Video Winson Reynaldi, Pemuda Katolik: Maafkan Saja, Dia Tidak Tahu Apa yang Dia Perbuat!

Senin, 09 September 2024 | 22:18

AHY Tuntaskan Ujian Doktoral dengan Nilai Hampir Sempurna

Kamis, 12 September 2024 | 17:12

Ini Kisah di Balik Fufufafa Dikaitkan dengan Gibran

Rabu, 11 September 2024 | 01:15

UPDATE

Ingin Klarifikasi ke Kaesang Soal Private Jet, ICW Diduga Dapat Intimidasi

Sabtu, 14 September 2024 | 22:03

Barongsai DKI Sabet 2 Medali Perak PON 2024

Sabtu, 14 September 2024 | 21:46

PPP Jawab Polemik Pemberangkatan Pengurus DPP Umrah

Sabtu, 14 September 2024 | 21:38

Perusahaan AC Perluas Pengenalan Solusi Sistem Tata Udara

Sabtu, 14 September 2024 | 21:26

Roy Suryo: Pemilik Akun Fufufafa Terkait Erat dengan Chilli_Pari hingga Raka Gnarly

Sabtu, 14 September 2024 | 21:24

Gegara Fufufafa, Nasib Gibran Terancam Pasca Jokowi Lengser

Sabtu, 14 September 2024 | 21:04

PKB Ikut Apa Kata Prabowo soal Kabinet

Sabtu, 14 September 2024 | 20:55

Prabowo Temui Presiden Vietnam Ucapkan Belasungkawa dan Bahas Kerjasama

Sabtu, 14 September 2024 | 20:25

Bertemu Menteri Palestina, GAMKI Dukung Solusi Damai Dua Negara

Sabtu, 14 September 2024 | 19:47

Zimbabwe Bakal Musnahkan Ratusan Ekor Gajah Akibat Krisis Pangan

Sabtu, 14 September 2024 | 19:27

Selengkapnya