Berita

Politik

Elite Gerakan 98 Berkompromi Dengan Kapitalisme Dan Neoliberalisme

RABU, 02 MEI 2018 | 21:14 WIB | LAPORAN:

Api gerakan reformasi sebenarnya sudah padam selama 20 tahun terakhir setelah rezim Orde Baru tumbang.

Hal ini terjadi karena tokoh-tokoh gerakan demokrasi yang berjuang di tahun 1998 lebih memilih berkompromi dengan agenda kapitalisme dan neoliberalisme internasional.

Pernyataan itu dilontarkan jurubicara Jaringan '98, Ricky Tamba, dalam Majelis Reboan yang diselenggarakan Indonesian Democracy Monitor (InDEMO), bertajuk "20 Tahun Reformasi dan Arah Gerakan Pro Demokrasi Indonesia", di Metro Pasar Baru, Krekot Bundar, Jakarta Pusat, Rabu (2/5).

"Agenda-agenda kapitalisme internasional memperhalus diri. Kalau di zaman Orde Baru mungkin dia melakukan kapitalisasi modal langsung. Pasca reformasi, dipercantik, diperhalus dengan cara memberikan sogokan kepada elite gerakan 98. Memberikan ilusi bahwa ke depan ini harus ada Pemilu, ke depan ini harus kebebasan berpendapat dan lain sebagainya," ujar Ricky Tamba.

Dia melanjutkan, kekuatan kapitalisme dan neoliberalisme sengaja berkompromi dengan para aktivis '98 yang lebih memilih untuk menjadi "agen-agen" mereka di parlemen dan pemerintahan eksekutif. Bukti paling konkret terlihat dari amandemen UUD 45.

"Ini reformis gadungan. Dan elite pengkhianat '98 itu memang sudah bercokol di berbagai lini kekuasaan sehingga mengamandemen UUD 45. Yang paling parah adalah Pasal 33 UUD 45 yang mengatur ekonomi gotong-royong, itu diacak-acak habis-habisan," sesalnya.

Kemudian diperparah dengan banyaknya pasal yang membuka lebar jalur menuju privatisasi total.

"Kemudian persoalan kesejahteraan masyarakat bukan lagi menjadi tanggung jawab pemerintah pusat karena itu menjadi tanggung jawab dan kewajiban Bupati, Walikota dan sebagainya melalui UU Otonomi daerah," sindir Ricky. [ald]

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya