Berita

Penanaman pohon ek/Net

Dunia

Pohon Ek Dari Presiden Perancis Hilang Dari Halaman Gedung Putih

SENIN, 30 APRIL 2018 | 12:32 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Sebuah pohon ek Eropa yang diberikan oleh Presiden Perancis Emmanuel Macron kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam kunjungan resminya pekan lalu hilang.

Dalam kunjungannya, Macron mengatakan bahwa pohon ek itu diambil dari lokasi Pertempuran Belleau Wood, yang berlangsung pada musim panas 1918. Dia memberikan pohon itu untuk menjadi pengingat hubungan yang mengikat kedua negara.

Di pertempuran tersebut, tercatat hampir 2.000 tentara Amerika Serikat yang tewas.


Pohon itu pun ditanam bersama oleh Macron dan Trump di halaman Gedung Putih dengan disaksikan istri mereka masing-masing.

Namun hanya empat hari setelah ditanam, pohon muda itu hilang. Seorang fotografer Reuters yang pertama kali mempublikasikan hilangnya pohon itu dari lokasi penanaman kemarin.

Belum ada alasan atau keterangan resmi yang diberikan untuk misteri hilangnya pohon itu. Namun spekulasi bermunculan.

Jaringan radio Prancis Franceinfo mengutip situs berkebun gerbaud.com, mengatakan jenis pohon ek ini lebih baik ditanam di musim gugur. Karena itu kemungkinan memberinya waktu untuk menumbuhkan akar yang dalam untuk menghadapi musim kemarau berikutnya.

"Pohon itu mungkin akan kembali pada bulan Oktober," begitu spekulasi yang dikeluarkan Franceinfo seperti dimuat BBC.

Sementara itu, Huffington Post mengutip seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya di Istana Elysée, yang mengatakan pohon itu berada di bawah karantina.

Sedangkan Situs web US Customs and Border Protection menjelaskan bahwa tanaman asing dimaksudkan untuk tumbuh (propagatif) memerlukan sertifikat phytosanitary asing sebelum diizinkan masuk. [mel]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya