Berita

Kerangka manusia yang ditemukan/BBC

Dunia

Dijadikan Kurban 550 Tahun Lalu, Ratusan Kerangka Anak Ditemukan Di Peru

SABTU, 28 APRIL 2018 | 11:55 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Para arkeolog telah menemukan apa yang mungkin merupakan peristiwa pengorbanan anak massal tunggal terbesar dalam sejarah manusia.

Arkeolog menemukan bahwa lebih dari 140 anak-anak dikorbankan pada saat yang sama di wilayah pesisir utara Peru, sekitar 550 tahun yang lalu. Penemuan ini terjadi di dekat Trujillo modern, yang terletak di dekat pusat peradaban kuno Chimu.

Bukan hanya itu, lebih dari 200 hewan llamas muda dikorbankan bersama anak-anak. Semuanya dibunuh dalam satu peristiwa.


Penemuan, didukung oleh hibah dari National Geographic Society, secara eksklusif diresmikan di situs National Geographic.

Pada tahun 2011, penemuan pertama korban pengorbanan manusia di lokasi tersebut, yang dikenal sebagai Huanchaquito-Las Llamas, mengungkap jasad 40 korban dan 74 llamas selama penggalian sebuah kuil berusia 3.500 tahun.

Penghitungan akhir mengumumkan minggu ini 140 anak menunjukkan bahwa korban berusia antara lima hingga 14 tahun.

Anak-anak itu diketahui menjadi korban pengorbanan manusia karena tanda potong pada tulang, termasuk sternum, tulang di tengah dada. Banyak tulang rusuk juga rusak dan kemungkinan jatung mereka telah diambil.

Selain itu, banyak dari anak-anak itu dipulas dengan pigmen merah cerah yang terbuat dari cinnabar. Hal itu memicu kemungkinan besar bagian dari ritual pengorbanan.

Sementara hewan llamas, yang mengalami nasib yang sama, semuanya lebih muda dari 18 bulan dan terkubur menghadap ke timur menuju pegunungan Andes.

"Ketika orang mendengar tentang apa yang terjadi dan skala itu, hal pertama yang selalu mereka tanyakan adalah mengapa," kata Gabriel Prieto, peneliti utama.

Penggalian bisa memberikan petunjuk, yakni berupa lapisan lumpur di mana para korban terkubur bisa disebabkan oleh hujan deras dan banjir di daerah yang biasanya kering, mungkin disebabkan oleh peristiwa cuaca ekstrim seperti El Nino. [mel]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya