Berita

Zona perbatasan laut/Yonhap

Dunia

Korut-Korsel Sepakat Ubah Ketegangan Perbatasan Laut Jadi Zona Penangkapan Ikan

SABTU, 28 APRIL 2018 | 08:54 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Pemimpin Korea Utara Kim Jong un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae In sepakat untuk membentuk zona perdamaian dan kerjasama di perbatasan barat laut yang disengketakan.

Kesepakatan itu dibuat dalam KTT antar-Korea yang digelar di perbatasan kemarin (Jumat, 27/4). Ini adalah langkah yang dapat mencegah bentrokan di masa depan.

Garis demarkasi laut yang disengketakan, yang telah diberlakukan Seoul, telah menjadi tempat terjadinya dua bentrokan angkatan laut yang mematikan antara kedua Korea sejak tahun 1999.


Namun kemarin, Kim dan Moon setuju untuk mengubah daerah tersebut menjadi wilayah khusus yang dapat digunakan keselamatan oleh kedua belah pihak.

Kesepakatan itu juga berpotensi memungkinkan para nelayan Korea Selatan dan Korea Utara untuk bersama-sama mengoperasikan perahu mereka di daerah itu sementara mengizinkan otoritas maritim menindak penangkapan ikan ilegal China.

Penduduk Korea Selatan Pulau Yeonpyeong, sebelah selatan perbatasan laut barat, memuji perjanjian tersebut.

"Ini akan seperti mimpi jika kita bisa berlayar di sepanjang Garis Batas Utara (NNL) dan bebas beroperasi tanpa bahaya memprovokasi aksi militer," kata Park Tae-won, seorang pejabat yang menangani masalah perikanan di pulau itu seperti dimuat Yonhap.

Garis Batas Utara (NLL) adalah perbatasan di laut barat.

Korea Utara tidak pernah mengakui NLL, menuntut bahwa itu ditarik kembali lebih jauh ke selatan. Panggilan seperti itu telah ditolak oleh Selatan, yang melihat garis sebagai zona penyangga untuk menjauhkan Utara dari pantai dan pelabuhan barat yang "rentan".

Pada tahun 2010, Korea Utara menembaki Pulau Yeonpyeong, menewaskan empat orang, termasuk dua warga sipil. Pada tahun yang sama, Korea Utara menorpedo sebuah kapal perang Korea Selatan di dekat perbatasan laut barat, menewaskan 46 pelaut Korea Selatan, meskipun Pyongyang membantah keterlibatannya dalam insiden itu.

Pada Oktober 2007, Presiden Korea Selatan, Roh Moo-hyun dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-il mengadakan pertemuan tingkat tinggi dan sepakat untuk membentuk zona perdamaian dan kerjasama khusus di Laut Barat untuk memancing bersama, tetapi tidak ada kemajuan yang dibuat, seperti Roh digantikan oleh presiden yang konservatif pada bulan Februari berikutnya. [mel]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya