Berita

Senjata yang dijual/Reuters

Dunia

600 Senjata Yang Dicuri Dari Fasilitas Pelatihan UEA Dijual Di Somalia

KAMIS, 26 APRIL 2018 | 14:44 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Tak kurang dari 600 senjata dicuri dalam sepekan terakhir dari bekas pusat pelatihan yang dikelola oleh Uni Emirat Arab di ibukota Mogadishu di Somalia dan akan dijual di kota itu.

Senjata-senjata tersebut termasuk senapan serbu Kalashnikov dan versi China dari jenisnya. Senjata itu dicuri oleh tentara Tentara Nasional Somalia yang telah dilatih oleh Uni Emirat Arab (UEA) di fasilitasnya.

Fakta itu diungkapkan oleh sumber anonim yang membeli senjata dari tentara itu seperti dimuat Reuters pekan ini.


Diketahui bahwa negara Teluk tersebut telah melatih ratusan pasukan Somalia sejak 2014 sebagai bagian dari upaya yang didorong oleh misi militer Uni Afrika untuk mengalahkan pemberontakan Islam dan mengamankan negara bagi pemerintah Somalia, yang didukung oleh negara-negara Barat, Turki dan PBB.

UAE mengakhiri program itu pada 15 April, tak lama setelah pasukan keamanan di bandara Mogadishu menyita jutaan dolar dan sementara memegang pesawat UEA.

Perdebatan diplomatik yang meningkat adalah salah satu aspek dari kejatuhan di Somalia yang bergejolak dari krisis di wilayah Teluk yang telah tumpah ke Tanduk Afrika.

Hubungan Somalia dengan UEA tegang oleh perselisihan antara Qatar dan Arab Saudi karena Mogadishu telah menolak untuk berpihak. UAE dan Arab Saudi memiliki hubungan perdagangan yang kuat dengan dan pengaruh di Somalia, diimbangi oleh kekuasaan Qatar dan sekutunya Turki, salah satu investor asing terbesar Somalia.

Rob Malley, presiden International Crisis Group menyebut bahwa baik Somalia maupun UEA tidak menunjukkan minat yang mendesak untuk menyelesaikan perselisihan mereka.

Dia menilai bahwa pejabat Somalia ingin terlihat "berdiri" di UEA dan posisi pejabat Emirat adalah, "Jika Somalia tidak menginginkan uang kita, baik-baik saja, kita akan membawanya ke tempat lain,'" kata Malley kepada Reuters di Nairobi. [mel]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya