Berita

Susi Pudjiastuti /Net

Publika

Kebohongan Dan Tiga Kengawuran Susi Pudjiastuti

KAMIS, 26 APRIL 2018 | 13:45 WIB

REZIM Jokowi memang hebat, dana APBN dimanfaatkan untuk menggerakkan ekonomi Norwegia. Tidak heran jika pertumbuhan ekonomi Indonesia mandeg di 5 persen.

Keramba Apung (KJA) bulat yang dibeli Kementerian Kelautan dan Perikanan dari Norwegia untuk tiga lokasi: Sabang, Pangandaran dan Karimun Jawa, harganya Rp 135 miliar. Dua setengah kali lebih mahal dari buatan Padalarang yang kualitasnya sangat baik dan dipakai di berbagai negara.

Untuk diketahui publik, kebohongan Susi.


Yang pertama kali menggunakan keramba jaring apung bulat diameter 35 meter untuk budidaya barramundi/kakap putih di Indonesia adalah PT Fega Marikultura di Pulau Jukung, Kepulauan Seribu, DKI, di tahun 2006.

PT Fega didirikan tahun 1980 oleh Prof. Dr. Ali Sjahbana, mantan Rektor ITB, Sofyan Alisyahbana dan keluarga Alisyahbana lainnya sebagai usaha aquaculture terintegrasi, mulai dari hatchery, grow out, hingga processing dan international marketing.

Tahun 1985 mereka mulai produksi udang windu di kecamatan Tanara, Banten, di tambak seluas 200 hektar. Tambak udang ini di awal tahun 90-an terpaksa tutup karena Sinarmas membangun pabrik pulp n paper di Muara Sungai Ciujung, Kragilan yang limbahnya mencemari perairan.

Kemudian tahun 2006 mereka produksi barramundi di Pulau Jukung, Kepulauan Seribu, DKI, sebagai usaha terintegrasi, dengan KJA bulat buatan mereka sendiri.

Sayangnya tiga tahun lalu operasinya terhenti karena ada problem cash flow. Berikut link video produk PT Fega, Java Barramundi, https://youtu.be/Vu6AbMl43YA.

Claim KKP bahwa KJA di Pangandaran adalah yang pertama di Indonesia adalah sebuah kebohongan.

Selain PT Fega, sudah ada lima perusahaan lainnya yang membudidayakan barramundi di KJA bulat, diantaranya PT Indonesia Marineculture Industries di Pulau Murai Batu, Tajung Balai Karimun, PT Phillips Seafood di Pemuteran, Buleleng, Bali, PT Bali Barramundi di Grokgak, Buleleng, Bali, PT Poly.... di Grokgak, Buleleng, Bali, dan dua lagi di Buleleng.

Kengawuran Pertama Susi.

Semua KJA di negara-negara maju tersebut memilih lokasi di perairan yang terlindung dari gelombang tinggi dan arus yang sedang, seperti dilakukan pembudidaya salmon di dalam fyord Norwegia yang terlindung dari gelombang dan badai, di Skotlandia, Canada, Tasmania, maupun di Chilli dan lain-lain.

Pemlihan lokasi KJA KKP di Pangandaran, Karimun Jawa dan Sabang adalah pilihan yang ngawur.

Tanggapan ini diberikan oleh para periset dan pengembang teknologi berbagai Balai Budidaya KKP maupun komunitas pembudidaya ikan Indonesia.

Selain ngawur di pemilihan lokasi, yang gelombangnya tinggi dan arusnya deras, rawan merusak keramba jaring apungnya, Feed Convertion rationya juga akan tinggi a.k.a boros pakan karena barramundi yang dipelihara butuh energi ekstra untuk melawan arus.

Kengawuran Kedua Susi.

Ngawur yang kedua di produksi benih yang tidak jelas asal induknya, bukan hasil selective breeding, tidak seragam mutu dan ukurannya, jelas akan mengganggu laju pertumbuhannya.

Kengawuran Ketiga Susi.

Dan ngawur yang ketiga tidak jelas pemasarannya. Umumnya dunia usaha baru mulai produksi jika sudah ada jaminan off takernya. [***]

Wayan Suja
Praktisi perikanan, Koordinator Gerakan Nasional Masyarakat Perikanan Indonesia (GERNASMAPI) 

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya