Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Selandia Baru Tambahkan Prostitusi Ke Daftar Keterampilan Kerja Untuk Calon Imigran

KAMIS, 26 APRIL 2018 | 11:15 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Imigran yang berharap memulai kehidupan baru di Selandia Baru sekarang dapat menambahkan keterampilan baru untuk aplikasi visa mereka.

Di bawah rencana baru, calon imigran dapat mengklaim poin sebagai pekerja seks yang terampil.

Keterampilan ini dianggap memberikan persahabatan sosial dalam daftar Klasifikasi Standar Penduduk Australia dan Selandia Baru (ANZSCO).


Untuk memenuhi kriteria pekerja seks yang berkualitas, calon migran diharapkan memiliki keterampilan ANZSCO level 5. Persyaratan yang dikeluarkan oleh ANZSCO juga termasuk pendidikan menengah wajib.

Namun, pelamar ANZSCO level 5 tidak dapat diklasifikasikan sebagai ahli kecuali bayarannya lebih dari 36,44 dolar Selandia Baru per jam, atau 75.795 dolar Selandia Baru per tahun berdasarkan pada 40 jam per minggu.

Para pelamar juga harus memiliki kualifikasi yang diakui relevan atau memiliki setidaknya tiga tahun pengalaman kerja di industri yang relevan.

Namun demikian, Asosiasi Selandia Baru Migrasi dan Investasi (NZAMI) mengatakan bahwa meski prostitusi terdaftar sebagai pekerjaan yang terampil, tetapi mengajukan permohonan visa tinggal sebagai pekerja seks masih akan sangat sulit.

"Meskipun prostitusi adalah pekerjaan yang sah, itu bukan pekerjaan yang dapat dilakukan imigran dengan visa sementara, pekerjaan seks diterima secara khusus," kata Peter Moses, juru bicara dan pengacara NZAMI yang berspesialisasi dalam hukum imigrasi.

Undang-undang untuk mendekriminalisasi pekerjaan seks, yang dikenal sebagai Undang-Undang Reformasi Prostitusi, disahkan melalui parlemen Selandia Baru pada tahun 2003 dalam pemungutan suara yang penuh gejolak. Keputusan untuk melegalkan prostitusi, yang sebelumnya tersebar luas tetapi tersembunyi, disambut oleh banyak orang di negara ini.

Langkah untuk mengubah prostitusi menjadi pendudukan hukum dimaksudkan untuk melindungi hak asasi pekerja seks, dan untuk melindungi mereka dari eksploitasi. Hari ini, Selandia Baru dikenal karena menawarkan kondisi kerja terbaik untuk pelacur.

Meskipun evaluasi operasi tindakan pada tahun 2008 menunjukkan bahwa jumlah pekerja seks tidak tumbuh sebagai hasil dari undang-undang, stigma sosial seputar keterlibatan dalam industri seks tetap ada. Demikian seperti dimuat Russia Today. [mel]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya