Berita

Facebook/Net

Dunia

Software Terbaru Facebook Tangkal Konten Propaganda ISIS Lebih Cepat

SELASA, 24 APRIL 2018 | 14:32 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Raksasa media sosial, Facebook awal pekan ini mengeluarkan pernyataan yang menyebut bahwa alat deteksi baru yang digunakan oleh tim kontraterorisme dapat dengan cepat mendeteksi dan menghapus propaganda ekstrimis untuk kelompok ekstrimis seperti ISIS dan al-Qaeda.

Software terbaru itu mampu mengambil tindakan cepat pad asekitar 1,9 juta konten terkait ISIS atau Al Qaeda dalam tiga bulan pertama tahun ini. Jumlah ini meningkat hampir dua kali lipat jumlah dari kuartal sebelumnya.

Wakil presiden manajemen kebijakan global Monika Bickert dan kepala global kebijakan kontraterorisme Brian Fishman mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dalam beberapa kasus, seluruh profil, halaman, atau grup dihapus karena melanggar kebijakan Facebook, membuat semua konten yang disertakan tidak tersedia.


"Kami telah membuat langkah signifikan untuk menemukan dan menghapus propaganda mereka dengan cepat dan dalam skala besar," kata Bickert dan Fishman.

"Kami tidak berilusi bahwa pekerjaan sudah selesai atau kemajuan yang kami buat sudah cukup," tambahnya.

Teknologi deteksi yang dikreditkan Facebook dan tim kontraterorisme yang telah berkembang menjadi 200 orang dari 150 orang sekitar 10 bulan yang lalu.

Facebook mendefinisikan terorisme sebagai organisasi non-pemerintah yang terlibat dalam tindakan kekerasan terencana terhadap orang atau properti untuk mengintimidasi penduduk sipil, pemerintah, atau organisasi internasional untuk mencapai tujuan politik, agama, atau ideologi.

Bickert dan Fishman menyatakan bahwa niat perusahaan adalah untuk bersikap netral pada ideologi dan politik, yang berarti definisi terorisme berlaku sama untuk segala sesuatu mulai dari ekstremisme agama dan separatisme kekerasan hingga supremasi kulit putih atau environmentalisme militan.

"Ini tentang apakah mereka menggunakan kekerasan untuk mengejar tujuan tersebut," kata Bickert dan Fishman.

Sejauh ini tahun ini, waktu rata-rata yang diperlukan alat pendeteksi baru untuk mengungkap konten teror yang baru diunggah kurang dari satu menit, menurut para eksekutif.

"Kelompok teroris selalu mencoba untuk menghindari sistem kami, jadi kami harus terus meningkatkan," kata Bickert dan Fishman.

"Kami belajar dari setiap kesalahan, bereksperimen dengan metode deteksi baru dan bekerja untuk memperluas kelompok teroris apa yang kami targetkan," sambung keterangan itu seperti dimuat Channel News Asia. [mel]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya