Ada yang menarik dalam kunjungan DR. Rizal Ramli ke Bandung dan Tasikmalaya hari Sabtu kemarin (14/4).
Tiba di Bandung untuk memenuhi undangan dari PP Persatuan Islam (PERSIS) dalam rangka Grand Launching Baituttamwil Berkah Umat, Rizal Ramli disambut oleh pengawalan dari Satgas Cakrabuana. Ini adalah satgaas khusus yang mengawal Jokowi ketika menjadi calon presiden pada Pilpres 2014 lalu.
Sungguh pemandangan yang sangat mengharukan. Satuan Tugas yang beranggotakan orang-orang yang berhaluan nasionalis ini, mengawal acara yang diselenggarakan oleh organisasi Islam dengan basis yang besar di wilayah Jawa Barat ini.
Dalam sejarahnya, Persis memang memiliki hubungan dekat dengan beberapa tokoh pergerakan nasional. Guru Utama Persis, Ahmad Hasan, yang biasa dipanggil dengan Tuan Hasan, adalah guru dari Mohammad Natsir.
Tuan Hasan juga mempunyai andil besar dalam pemikiran keislaman Presiden Soekarno. Ketika menjalani pembuangan di Ende, Bung Karno suka meminta buku dan majalah karya Ahmad Hasan.
“Dulu Bung Karno belajar dengan Tokoh besar PERSIS, Ahmad Hasan, seorang guru dari Mohammad Natsir,†kata Dr Rizal Ramli saat bertemu Ketum PP Persis, KH. Aceng Zakaria.
Tak hanya di Bandung, Satuan Tugas Cakrabuana ini juga mengajak Rizal Ramli, yang dikenal punya keberpihakan nyata terhadap kaum Marhaen ini untuk bersilaturahmi dengan pimpinan bersama ratusan santri Ponpes Raudhatul Muta’alimin di Tasikmalaya.
Pondok Pesantren yang telah berdiri sejak tahun 1812 ini, menurut pengasuh Ponpes Raudhatul Muta’alimin, KH. Atte Mushodik Bahrum, ternyata juga memiliki ikatan sejarah yang kuat dengan Gus Dur.
“Gus Dur, ketika mempersiapkan Muktamar NU di Cipasung, beliau mempersiapkannya dan menginap di pesantren ini,†kata KH. Atte Mushodik Bahrum dalam perbincangannya dengan Rizal Ramli.
Jika akhir-akhir ini ada penilaian dari sebagian dari masyarakat tentang pertentangan antara umat Islam dengan kaum nasionalis, perjalanan Rizal Ramli ke Jawa Barat dengan dikawal oleh Satgas Cakrabuana ini adalah semacam oase bagi kita.
Inilah pertemuan yang menguatkan kembali pengalaman historis perjuangan bangsa Indonesia yang sanggup menyatukan beragam kekuatan menjadi kekuatan bangsa Indonesia untuk melangkah menuju masa depan yang lebih adil sesuai dengan cita-cita kemerdekaan RI.
[dem]