Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Khawatir Ciptakan Robot Pembunuh, Pakar Kecerdasan Buatan Boikot Universitas Di Korsel Ini

KAMIS, 05 APRIL 2018 | 14:51 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Peneliti kecerdasan buatan (AI) dari hampir 30 negara memboikot sebuah Universitas di Korea Selatan karena khawatir laboratorium baru yang bermitra dengan perusahaan pertahanan terkemuka dapat menyebabkan "robot pembunuh".

Lebih dari 50 akademisi terkemuka menandatangani surat yang menyerukan boikot terhadap Korea Advanced Institute of Science and Technology (KAIST) dan mitranya, produsen pertahanan Hanwha Systems. Para peneliti mengatakan mereka tidak akan berkolaborasi dengan universitas atau pengunjung tuan rumah dari KAIST karena khawatir pihaknya berusaha untuk "mempercepat perlombaan senjata untuk mengembangkan" senjata otonom.

"Ada banyak hal hebat yang dapat Anda lakukan dengan AI yang menyelamatkan kehidupan, termasuk dalam konteks militer, tetapi untuk secara terbuka menyatakan tujuannya adalah untuk mengembangkan senjata otonom dan memiliki mitra seperti ini memicu keprihatinan besar," kata Toby Walsh, penyelenggara boikot dan seorang profesor di Universitas New South Wales.


"Ini adalah universitas yang sangat dihormati bermitra dengan mitra yang sangat meragukan etika yang terus melanggar norma internasional," sambungnya.

Boikot itu dilakukan menjelang pertemuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa pekan depan dengan senjata otonom, dan lebih dari 20 negara telah menyerukan larangan total terhadap robot pembunuh.

Penggunaan AI di militer di seluruh dunia telah memicu kekhawatiran akan situasi yang mirip Terminator dan pertanyaan-pertanyaan telah diajukan tentang keakuratan senjata semacam itu dan kemampuan mereka untuk membedakan teman dari musuh.

Hanwha adalah salah satu produsen senjata terbesar Korea Selatan, dan membuat munisi tandan yang dilarang di 120 negara di bawah perjanjian internasional. Korea Selatan, bersama dengan AS, Rusia, dan China, bukan penandatangan konvensi.

Walsh awalnya prihatin ketika sebuah artikel Korea Times menggambarkan KAIST sebagai "bergabung dengan kompetisi global untuk mengembangkan senjata otonom" dan segera menulis ke universitas untuk mengajukan pertanyaan tetapi tidak menerima tanggapan.

Presiden KAIST, Sung-Chul Shin, mengatakan dia sedih mendengar boikot itu.

"Saya ingin menegaskan kembali bahwa KAIST tidak memiliki niat untuk terlibat dalam pengembangan sistem senjata otonom mematikan dan robot pembunuh," kata Shin dalam sebuah pernyataan seperti dimuat The Guardian.

"Sebagai institusi akademis, kami menghargai standar hak asasi manusia dan etika hingga tingkat yang sangat tinggi," sambungnya.

"Saya menegaskan sekali lagi bahwa KAIST tidak akan melakukan kegiatan penelitian apa pun yang bertentangan dengan martabat manusia termasuk senjata otonom yang tidak memiliki kendali manusia yang berarti," tegasnya. [mel]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Tiga Jaksa di Banten Diberhentikan Usai jadi Tersangka Dugaan Pemerasan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59

Bakamla Kukuhkan Pengawak HSC 32-05 Tingkatkan Keamanan Maritim

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45

Ketum HAPPI: Tata Kelola Sempadan Harus Pantai Kuat dan Berkeadilan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05

11 Pejabat Baru Pemprov DKI Dituntut Bekerja Cepat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51

Koperasi dan Sistem Ekonomi Alternatif

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24

KN Pulau Dana-323 Bawa 92,2 Ton Bantuan ke Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50

Mutu Pangan SPPG Wongkaditi Barat Jawab Keraguan Publik

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25

Korban Bencana yang Ogah Tinggal di Huntara Bakal Dikasih Duit Segini

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59

Relawan Pertamina Jemput Bola

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42

Pramono dan Bang Doel Doakan Persija Kembali Juara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25

Selengkapnya