Berita

Korea Utara/Net

Dunia

PBB Masukkan Puluhan Kapal Dan Bisnis Dalam Daftar Hitam Karena Penyelundupan Korea Utara

SABTU, 31 MARET 2018 | 10:22 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Dewan Keamanan PBB memasukkan daftar hitam 27 kapal, 21 perusahaan dan seorang pengusaha yang digunakan untuk membantu Korea Utara menghindari sanksi.

Bertindak atas permintaan dari Amerika Serikat, langkah ini adalah paket pemberian sanksi terbesar yang pernah ada di Korea Utara yang disetujui oleh komite dewan.

Langkah ini merupakan bagian dari tindakan keras global terhadap penyelundupan komoditas Korea Utara yang melanggar resolusi sanksi PBB, yang diadopsi sebagai tanggapan terhadap uji coba rudal nuklir dan balistik Pyongyang.


Sanksi itu disetujui ketika Amerika Serikat bergerak untuk membuka pembicaraan dengan Korea Utara dalam upaya nuklirnya, dengan kemungkinan KTT antara Presiden Donald Trump dan Kim Jong Un pada akhir Mei.

Terlepas dari pembukaan diplomatik, Amerika Serikat telah menegaskan bahwa mereka akan tetap menekan Pyongyang untuk bergeser dengan menekan dengan sanksi.

Duta besar Trump untuk PBB, Nikki Haley, pada hari Jumat menyambut paket sanksi sebagai hal yang bersejarah. Dia menyebut bahwa ini dalah upaya kami untuk menjaga tekanan maksimum pada rezim Korea Utara.

"Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada anggota Dewan Keamanan, serta Jepang dan Korea Selatan, untuk bekerja bersama kami untuk mempertahankan tekanan dan komitmen mereka untuk menerapkan resolusi Dewan Keamanan PBB dan meminta pelanggar bertanggung jawab," tambah Haley seperti dimuat Channel News Asia.

Sebanyak 13 kapal tanker dan kapal kargo Korea Utara dilarang dari pelabuhan di seluruh dunia bersama dengan 12 kapal lain untuk membantu Pyongyang menyelundupkan komoditas terlarang atau memasok pengiriman minyak dan bahan bakar.

Dua kapal Korea Utara lainnya dilanda pembekuan aset global, tetapi tidak dilarang masuk pelabuhan.

Dua puluh satu perusahaan pelayaran dan perdagangan dilanda pembekuan aset. Tiga dari mereka berbasis di Hong Kong termasuk Huaxin Shipping, yang mengirimkan pengiriman batubara Korea Utara ke Vietnam pada bulan Oktober. [mel]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Tiga Jaksa di Banten Diberhentikan Usai jadi Tersangka Dugaan Pemerasan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59

Bakamla Kukuhkan Pengawak HSC 32-05 Tingkatkan Keamanan Maritim

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45

Ketum HAPPI: Tata Kelola Sempadan Harus Pantai Kuat dan Berkeadilan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05

11 Pejabat Baru Pemprov DKI Dituntut Bekerja Cepat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51

Koperasi dan Sistem Ekonomi Alternatif

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24

KN Pulau Dana-323 Bawa 92,2 Ton Bantuan ke Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50

Mutu Pangan SPPG Wongkaditi Barat Jawab Keraguan Publik

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25

Korban Bencana yang Ogah Tinggal di Huntara Bakal Dikasih Duit Segini

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59

Relawan Pertamina Jemput Bola

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42

Pramono dan Bang Doel Doakan Persija Kembali Juara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25

Selengkapnya