Berita

Fachrul Razi/Dok

Politik

9 Indikator Kehancuran Indonesia

SENIN, 26 MARET 2018 | 08:31 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Pidato Ketua Umum DPP Gerindra, Prabowo Subianto tentang Indonesia bubar di tahun 2030 bisa menjadi kenyataan.

Anggota DPD RI, Fachrul Razi menyebut setidaknya ada sembilan indikator kehancuran Indonesia.

Pertama, melemahnya konsolidasi elit. Di sisi lain juga menunjukkan konsolidasi demokrasi semakin melemah. Masyakarat Indonesia semakin pecah bahkan DPD RI sebagai representatif daerah semakin melemah wewenangnya.


"Perlu dicatat bahwa melemahnya DPD RI maka akan mengakibatkan melemahnya NKRI. Muncul banyak kelompok dan kepercayaan sosial baik horizontal maupun vertikal yang semakin melemah," kata dia kepada Kantor Berita Politik RMOL.

Kedua, tekanan internasional untuk Indonesia semakin kuat baik secara ekonomi maupun hukum.

"Lihat saja kasus penguasaan Freeport di Papua dan sumber daya alam lainnya. Bahkan masalah Aceh juga belum selesai," jelas senator asal Aceh ini.

Di sisi lain perubahan sistem hukum Indonesia yang dipengaruhi kepentingan asing semakin masif dan sistematis. Bahkan RPJP Indonesia bernuansa kepentingan asing.

Ketiga, lanjut Fachrul, kekuatan koorporasi politik yang mempengaruhi kebijakan politik Indonesia semakin kuat. "Negara kita diatur oleh uang para pemilik modal," kritiknya.

Keempat, utang luar negeri Indonesia yang mencapai lebih dari Rp 4 ribu triliun. Ini menunjukkan Indonesia darurat utang.

Kelima, narkoba dan komunisme baru menjadi musuh dan ancaman Indonesia dan ini sudah merusak generasi muda. Secara ekonomi, ia menilai kekuatan ekonomi generasi muda sekarang di daerah. Pengangguran tinggi dan nilai kompetisi yang tinggi.

Keenam, civil society dan elemen mahasiswa semakin dilemahkan oleh rezim saat ini. Perpecahan di mana-mana yang dilakukan dengan desain sistematis. Bahkan rahasia negara bisa dibobol oleh kecanggihan teknologi yang dikuasai oleh asing.

"Saya meminta mahasiswa dan pemuda bangkit dan bergerak," ujarnya.

Ketujuh, kelompok Islam dan tokoh beragama semakin terancam baik secara keamanan maupun kebebasan dalam menegakkan nilai nilai agama secara kaffah sebagaimana dilindungi oleh Pancasila.

Kedelapan, kelembagaan politik juga semakin melemah dan menunjukkan neo patriarki partai yang menguasai perpolitikan Indonesia. Kondisi ini diperparah dengan neo dinasti politik era modern dan penguasaan media oleh beberapa kelompok.

Terakhir adalah  korupsi di Indonesia semakin kuat dan penegakan hukum semakin lemah. Sementara permasalahan di daerah banyak yang tidak kunjung selesai.

Lemahnya komitmen pusat dalam menjaga perdamaian dan perhatian terhadap daerah khususnya di daerah pasca konflik. Sehingga munculnya kekecewaan baru oleh masyarakat di daerah terhadap pemerintah pusat.

Sembilan indikator ini menurut Fachrul dalah tantangan Indonesia menuju 2045. Tahun 2030, ia prediksi puncak kehancuran yang akan terus berlanjut sampai 2045.

"Percayalah, sebenarnya Indonesia tidak akan hancur sampai kapanpun kecuali dihancurkan oleh elit-elit politik itu sendiri. Wahai elit dan pemimpin hari ini, bersatulah atau Indonesia akan menuju the failed state (negara gagal) karena ulah kalian," tutupnya.[wid]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Tiga Jaksa di Banten Diberhentikan Usai jadi Tersangka Dugaan Pemerasan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59

Bakamla Kukuhkan Pengawak HSC 32-05 Tingkatkan Keamanan Maritim

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45

Ketum HAPPI: Tata Kelola Sempadan Harus Pantai Kuat dan Berkeadilan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05

11 Pejabat Baru Pemprov DKI Dituntut Bekerja Cepat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51

Koperasi dan Sistem Ekonomi Alternatif

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24

KN Pulau Dana-323 Bawa 92,2 Ton Bantuan ke Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50

Mutu Pangan SPPG Wongkaditi Barat Jawab Keraguan Publik

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25

Korban Bencana yang Ogah Tinggal di Huntara Bakal Dikasih Duit Segini

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59

Relawan Pertamina Jemput Bola

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42

Pramono dan Bang Doel Doakan Persija Kembali Juara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25

Selengkapnya