Laksamana Ade Supandi/Net
Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Ade Supandi meÂminta antar instansi penegak hukum yang ada di laut bekerja sama dan bersinergi dalam menÂgungkap penyelundupan narkoÂba dan jenis kejahatan lainnya di perairan Indonesia. Berikut penuturan Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Ade Supandi di Markas Pondok Dayung, Tanjung Priok Jakarta Utara:
Apa saja tantangan yang dihadapi TNI Angkatan Laut di tahun politik ini?
Tantangan untuk TNI Angkatan Laut di tahun politik dan juga ingar-bingar penyelunÂdupan narkoba makin berat ke depannya. Artinya apa? Artinya penjagaan di laut, patroli di laut, baik itu dari atas sampai perairan ke dalaman harus kita aktifkan. Untuk melaksanakan itu semua tentunya tidak mungkin kita tutup sendiri, harus kita koorÂdinasikan dengan instansi lain yang memiliki otoritas di sana.
Oleh sebab itu, untuk mendapÂatkan kenyamanan tahun politik di darat, jangan sampai ada penÂgaruh eksternal yang menggunaÂkan laut. Itu yang kita jaga. Jadi kapasitas TNI Angkatan Luat dalam hal penjagaan pilkada maupun nanti pada pilpres di tahun 2019, Marinir diperbanÂtukan sebagaimana program Mabes TNI, di laut kita jaga jangan sampai ada anasir-anasir eksternal masuk melalui lauÂtan, apakah itu melalui modus narkoba, barang, orang dan sebagaimananya.
Anda menjamin netralitas TNI Angkatan Laut?Netralitas itu harus, netralitas itu pakem, prajurit tidak netral,
gate out.
Saat ini marak kasus penyeÂlundupan narkoba. Bagaimana kesiapsiagaan TNI AL menghÂadapi hal ini?Untuk armada barat, publik juga tahu, keberhasilan pasukan reaksi cepat armada barat bisa menggagalkan penyelundupan narkoba, ini suatu prestasi yang luar biasa. Ini menjadi perhatian kita semua.
Instasi penegak hukum di laut harus bekerja sama, berÂsinergi karena narkoba jelas-jelas memberi dampak yang membahayakan bagi generasi muda bangsa. Untuk itu semua orang harus bantu memberantas. Begitu sampai darat jangan ada konsumen. Kalau masih ada tetap menjadi pasar. Ini menjadi tanggung jawab kita bersama.
Penghargaan apa saja yang diberikan TNI Angkatan Luat untuk prajurit-prajurit yang beberapa waktu lalu turut membantu menggagalkan peÂnyelundupan narkoba?Mereka (pasukan reaksi ceÂpat armada barat yang berhasil menggagalkan penyelundupan narkoba) mendapatkan suatu penghargaan dari negara. Bagi Bintara dan Tantama ditingÂkatkan pangkatnya, sedangkan untuk para perwiranya mereka diberikan kesempatan untuk sekolah mendahului temannya, itu artinya sebuah kesempatan bagi mereka untuk meraih karier yang lebih cepat.
Namun tidak boleh putus oleh capaian berikut, karena apa? Karena dinas mereka masih panjang, tantangan-tantangan masih banyak, bukan hanya bisa menangkap penyelunduÂpan saja. Tupoksi (tugas pkok dan fungsi) TNI Angkatan Laut adalah mempertahankan kedaulÂatan negara di laut, di mana dalamnya adalah kemampuan bagi Koarmabar (Komando Armada RI Kawasan Barat) dan Kolinlamil (Komando Lintas Laut Militer) bisa menjalankan operasi laut sehari-hari, operasi tempur laut dan proyeksi kekuaÂtan ke darat. Operasi tempur laut itu adalah kapasitas, kapabilitas KRI untuk melaksanakan temÂpur di laut, sedangkan proyeksi kekuatan bagaimana mendukung operasi amfibi di dalamnya ada marinir bisa menjalankan tugas pokok yang diberikan.
Derasnya aliran narkoba yang masuk ke negara kita salah satunya lantaran masih banyaknya celah di laut. Untuk mengatasi hal itu metode apa yang mesti dilakukan untuk dapat meng-cover seluruh luas wilayah laut kita, mengingat personel dan kemampuan alutsista TNI AL belum seÂbanding dengan coverage wilayah laut kita? Jika unsur di TNI Angkatan Laut belum cukup, maka kerja sama dengan instansi lain menÂjadi penting. Buat saja zonasi.
Selain koordinasi antarinÂstansi tentunya TNI Angkatan Laut juga membutuhkan keÂlengkapan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang memadai. Apakah sejauh ini tambahan alutsista untuk TNI Angkatan Laut? Saya sudah sampaikan ke Panglima Armada Barat (Pangarmabar) yang baru bahwa tahun ini akan diupayakan untuk realisasi pergeseran kapan frigÂate KRI John Lie sebanyak tiga buah itu akan kita geser ke Koarmabar. Jadi sekarang Pangarmabar (Panglima Armada RI Kawasan Barat) semakin gagah dan nanti kita juga suÂdah pertimbangkan ada kapal yang sudah kita upgrade kelas Fatahilah akan ada beberapa yang geser ke armada barat.
Oh ya, apa tanggapan Anda terkait sertijab Pangarmabar dan Pangkolamil ini?Saya sudah menekankan keÂpada Panglima Armada Barat dan Timur untuk selalu menÂgevaluasi kinerja capaian tugas pokok dari tahun ke tahun dan tolok ukur keberhasilan tugas para panglima tentu saja adaÂlah mengalir dari tugas pokok yang diemban oleh mereka dan dihadapkan oleh perkembangan situasi.
Bagaimana dengan pengemÂbangan armada timur?Berkaitan dengan pengembanÂgan armada di timur, kita juga sudah pertimbangkan unsur apa saja yang nanti kita akan geser ke armada timur, tentu itu kita lakukan kalau sudah diresmiÂkan dan tentu sudah disetujui. Bertahap kita geser alutsista, personel dan kegiatan untuk inÂfrastruktur pembinaan di armada tersebut.
Kita harapkan seluruh perairan Indonesia bisa kita jaga dengan adanya dislokasi dengan adanya armada satu di barat, armada dua di tengah, dan armada tiga di timur, termasuk yang mengiÂkuti adalah komponen sistim senjatan armada terpadu, yaitu KRI, marinir dan pesawat udara dan ini juga mengikuti. Karena bagaimana juga sistem di TNIAngkatan Laut yang dinamakan susunan tempur itu harus meÂnyangkut ketiga itu, ada KRI, ada pangkalannya (infrastruktur) dan marinir, jadi itu yang kita bina. Pangarmabar salah satu tugasnya itu, bagaimana mereka melakukan tempur laur, latihan-latihan dilaksanakan setiap hari. Saya sampaikan kalau KASAL sampai datang ke Pondok Dayung terus tidak ada latihan, nanti Komandan Satgasnya saya suruh ganti saja, karena kerjanya tidur terus, kalau ingin damai itu harus latihan terus. Tugas tentara itu selain tugas tambahan adalah berlatih, berlatih dengan simuÂlasi, berlatih dengan keadaan mendekati, dengan keadaan sebenarnya, dan berlatih memaÂhami keadaan lingkungan. Oleh sebab itu berlatih, latihan harus terus dilaksanakan.
Kelanjutan dari realisasi pengembangan armada ketiga sudah sampai mana?Kita sudah ajukan, sedang dibahas lagi di Mabes TNI, itu juga menjadi bagian dari 100 hari Panglima TNI, kita berikan masukan. Saya juga berikan masukan untuk kita mapping atau tahapan-tahapan, karena tidak mungkin kita langsung 100 persen, itu tidak mungkin. Saya sampaikan untuk tahap pertama itu 25 persen. Pertama infrastruktur angkatan laut sudah ada disana, personel beberapa persen kita bisa isi, lalu tahun berikutnya ada tambahan 20 persen, hingga sampai nanti bisa terisi 75 persen dalam kurung waktu lima hingga 10 tahun.
Berarti akan segera terealisasi ya?Harus lah, itu strategi angÂkatan laut tahun 1990-an kok. Itu sudah ada keinginan untuk armada tiga itu, namun mundur maju, mundur maju, sekarang maju saja. ***