Berita

Foto/Net

Bisnis

RI Perketat Impor Baja

Antisipasi Perang Dagang China & Amerika
RABU, 07 MARET 2018 | 09:57 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Pemerintah pasang kuda-kuda untuk menghadapi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, khususnya di sektor baja. Pengenaan tarif bea masuk 25 persen oleh AS untuk baja akan membuat Negeri Tirai Bambu mengalihkan pasarnya ke Asia, salah satunya Indonesia. Pemerintah perketat impor.

 Menteri Perekonomian Darmin Nasution mengata­kan, pemerintah saat ini masih menunggu keputusan resmi dari pemerintah AS soal kenaikan tarif impor tersebut. Kebijakan tarif tersebut akan berpengaruh bagi Indonesia.

"Ya ini kan masih berjalan tarik-menariknya, jadi China kemudian Jerman sedang tarik-menarik dengan Amerika ba­gaimana hasil akhirnya kita belum tahu," kata Darmin saat ditemui di Gedung Perekono­mian, Jakarta, kemarin.


Jika kebijakan ini benar akan terjadi, maka pihaknya akan menggelar rapat koordinasi bersama Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Men­teri Perdagangan Enggartia­sto Lukita untuk mengantisi­pasi dampaknya bagi Indonesia. "Jika itu berjalan, mau tidak mau bahayanya (produk) China akan ke mana-mana termasuk Indonesia," tambahnya.

Menurut Darmin, saat ini beberapa baja impor dari China juga telah masuk ke Indone­sia. Hal ini dipengaruhi karena produksi baja di China cukup besar ke berbagai negara.

Menteri Keuangan Sri Muly­ani mengaku khawatir dengan kebijakan pemerintah AS menge­naikan tarif bea masuk 25 persen untuk baja. Kebijakan dikhawat­irkan akan diikuti oleh negara produsen baja untuk membalas kebijakan AS dan ujungnya bakal terjadi perang tarif.

"Sejarah dunia sudah menun­jukkan kalau terjadi perang dagang maka dampaknya buruk terhadap ekonomi dunia, itu sudah beberapa kali terjadi,"  ujarnya.

Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elek­tronika Kementerian Perindus­trian (Kemenperin) Harjanto memastikan, kebijakan AS akan membuat produsen baja China mengalihkan ekspornya ke neg­ara lain, termasuk Indonesia. Karena itu, pihaknya mengkaji beberapa upaya untuk menekan impor baja dari China.

"Salah satunya mengenai Per­mendag 22 Tahun 2018 tentang Ketentuan Impor Besi atau Baja, Baja Paduan, dan Produk Tu­runannya, kami akan mencoba membangun database sebagai panduan ke Kementerian Per­dagangan apa saja produk baja yang sudah diproduksi dalam negeri, mana yang masih kurang dan mana yang boleh diimpor,"  katanya.

Kedua, kata dia, melakukan pencegahan pelarian tarif atau kode HS baja paduan. Selama ini produsen baja China banyak menggunakan celah bea masuk baja paduan sebesar nol persen untuk memasukkan produk baja karbon ke Indonesia yang di­lapisi dengan boron. "Kita akan dibicarakan dengan kemente­rian dan lembaga terkait karena impor baja paduan meningkat luar biasa. Baja paduan ini kan untuk otomotif dan alat berat, tetapi aplikasi dipakai untuk konstruksi dan sebagainya,"  jelas Harjanto.

Upaya terakhir adalah dengan mewajibkan sertifikat Ting­kat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) untuk produk baja. Dengan demikian, produk baja yang tidak memiliki sertifikat TKDN tidak dapat ikut ten­der. "Itu pemikiran yang ada sekarang ini, perlu dukungan kementerian dan lembaga lain serta industri untuk menekan impor baja," katanya.

Pada pekan lalu, Trump men­gumumkan, AS akan mem­berlakukan tarif impor baja 25 persen dan aluminium 10 persen dari seluruh dunia pada pekan ini. Selain China, negara pro­dusen baja lainnya, seperti Eropa juga kena dampaknya. Mereka berjanji akan mengenakan tarif tinggi untuk produk AS.

Komisioner Perdagangan Uni Eropa Cecilia Malstrom mengat­akan, Eropa mempertimbangkan untuk mengenakan tarif impor sebesar 25 persen untuk produk celana jins Levi's dan minuman keras dari AS. Kedua produk tersebut masuk dalam rancangan daftar produk dari AS yang akan dikenakan pajak. ***

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya