Pemerintah berjanji akan mempertemukan lagi bekas napi kasus terorisme dengan para korban. SilaturaÂhim antara kedua pihak dipercaya efektif menangkal penyebaran radikalisme.
Hal tersebut disampaikan eks Panglima ABRI yang kini menÂjabat Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Wiranto usaiacara pertemuan antara eks napi terorisme dengan para korban yang diselenggarakan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Berikut penuÂturan selengkapnya :
Tanggapan Anda soal perÂtemuan ini?Even ini baru satu kali kita lakukan, tidak hanya di Indonesia, bahkan mungkin di dunia, baru satu kali acara seperti ini dilakukan. Mengapa? Karena kita bisa melakukan silaturaÂhim dengan tujuan menyatukan NKRI, namun sebenarnya secara spesifik bagaimana kita bisa menanggulangi terorisme dalam berbagai aspek secara tuntas. Indonesia selama ini sudah sangat dikenal sebagai negara yang benar-benar menangguÂlangi terorisme ini. Hal itu pun banyak menjadi pertanyaan bangsa lain, maka banyak sekaÂli pertemuan bilateral maupun multilateral, yang kemudian menyampaikan bahwa memang Indonesia memiliki konsep-konsep yang berbeda dengan negara lain.
Di mana konsep kita tidak hanya konsep hard atau dengan cara mencari lalu menghabiskan begitu saja, tetapi juga ada upaya acara lain yaitu dengan cara yang lunak dan ada upaya mencegah atau yang biasa disebut dengan deradikalisasi.
Apa saja manfaat dari perÂtemuan itu? Dengan mempertemukan emÂpat pihak, BNPT sebagai inisiaÂtor dan fasilitator, mantan pelaku terorisme dan korban terorisme dipertemukan serta dipertemuÂkan dengan pihak pemerinÂtah, baik itu eksekutif maupun legislatif. Dari pertemuan itu memang sangat positif, dari mantan pelaku terorime curhat dan minta maaf kepada korban dan masyarakat.
Lalu dari pihak korban juga memberikan maaf, tadi ada yang mengatakan 'Tuhan saja Maha Pemaaf, masa kita manusia tidak mau memaafkan'. Padahal kan mereka sudah menjadi korban. Ini adalah contoh, bahwa kalau kita seÂlalu sadar dan saling memaafkan, maka negeri ini akan bersatu.
Bagaimana dengan hak korban?Saya kira dua hari ini sudah diangkat sangat panjang. Tadi klimaksnya kita hadirkan para menteri terkait pemulihan dan kita memberikan insentif dan tadi sudah dijawab oleh para menteri. Seperti dijelaskan tadi, bahwa kartu Indonesia-nya sudah diberiÂkan namun belum bisa digunakan karena ada kesalahan teknis.
Lalu secara teknis akan langÂsung diselesaikan dengan korÂban, bukan dengan pihak lainÂnya. Makanya saya katakan, ini saya kunci semua komitmen ini. Saya rasa ini jaminan dari saya. Saya sebagai saksi akan melakukan berbagai upaya agar semua yang dihasilkan dalam pertemuan dapat diimplemenÂtasikan.
Ada beberapa permintaan dari korban maupun bekas pelaku terorisme, apa pemerÂintah akan menindaklanjuti permintaan tersebut?Beberapa komitmen Pak Menteri akan kami koordinasiÂkan. Kami sudah dengarkan ada permintaan mendapat pekerjaan, pelatihan di balai, fasilitas kesÂehatan, beasiswa, itu sudah kita catat dan laksanakan.
Nampaknya masih banyak korban yang belum hadir?Ya ini kan baru pertemuan pertama, pasti ada yang masih menunggu apa hasil dari pertemuan ini. Mungkin yang diundang tapi tidak hadir ingin wait and see, tunggu apa sih yang akan terjadi di sana. Jikalau nanti kita adakan pertemuan lanjutan. Kita harap yang hadir bisa lebih besar lagi.
Sebenarnya apa penyebab munculnya aksi teror di Tanah Air?Hal itu disebabkan oleh adanÂya pihak-pihak yang merasa sakit hati maupun merasa dimarÂjinalkan. Banyak hati benci, hati yang dendam, hati yang marah kecewa, masyarakat yang terÂmarjinalkan ini membuat aksi, aksi adalah teror. ***