Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, penghentian sementara alias moratorium proyek infrastruktur, khususnya jalur layang tak mengganggu perekoÂnomian. Moratorium justru akan perbaiki kualitas konstruksi.
"Dalam jangka panjang tidak ada pengaruhnya (ke perekoÂnomian) tapi justru lebih baik lagi," ujar Ani-sapaan akrab Sri Mulyani.
Evaluasi tersebut juga dinilai dapat mencapai tujuan pembangunan yaitu untuk memÂpermudah dan efisiensi bagi kehidupan masyarakat. "Kalau kualitasnya buruk, bisa mencelaÂkan orang," katanya.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menegaskan, moratorium proyek infrastruktur tidak ada kaitan dengan kurangnya anggaran untuk pengerjaan proyek terseÂbut. Sebab, proyek-proyek tersebut tidak menggunakan Anggaran Pendapatan dan BeÂlanja Negara (APBN).
Menurut Rini, dana pembangunan proyek murni dari anggaran perusahaan pelat merah. Sehingga, keputusan ini tidak ada kaitannya dengan anggaran negara. "Proyek itu tidak pakai anggaran APBN, enggak pakai anggaran Menteri Keuangan. Itu semua BUMN," katanya.
Menurut dia, penghentian pengerjaan proyek ini hanya berÂsifat sementara dan untuk seluÂruh proyek infrastruktur dengan bentuk struktur melayang. "Ini betul untuk dianalisa, semuanya keamanan sudah terjaga atau tidak, teknisnya sudah benar atau tidak. Sehingga, hal yang terjadi kemarin enggak terjadi lagi," terang Rini.
Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti Jakarta, Trubus Rahardiansyah mengaÂtakan, keputusan moratorium pekerjaan konstruksi yang berÂbentuk konstruksi melayang oleh pemerintah tidak tepat dan akan menimbulkan dampak negatif di sektor ekonomi dan investasi ke depannya.
Menurut dia, akan ada pelamÂbatan ekonomi karena proyek yang tadinya ditargetkan tepat waktu menjadi molor pengerÂjaannya. Selain itu, sudah diÂpastikan target yang ditetapkan pemerintah untuk proyek-proyek ini tidak tercapai. "Kalau moraÂtorium berjalan lama, maka efeknya akan semakin besar. Paling dikhawatirkan akan ada pelambatan ekonomi, belum lagi kerugian di sektor sumber daya manusia, akan banyak pengangguran. Padahal saat ini pengangguran di Indonesia suÂdah tinggi," kata Trubus kepada
Rakyat Merdeka, kemarin.
Sementara, efek jangka panÂjang jauh lebih berat khususnya di bidang investasi. Dengan dihentikannya sementara proyek-proyek konstruksi layang bisa menimbulkan ketidakpercayaan para investor yang berniat menaÂnamkan modalnya di Indonesia.
"Khusus bagi proyek yang ada investor swasta di dalamnya, banyak investasi yang akan mengalami kerugian. InvesÂtornya kabur, sementara investor baru khawatir dan batal menaÂnamkan modalnya di Indonesia. Padahal, Presiden Jokowi saat ini sedang mati-matian menggenjot investor masuk ke Indonesia, sehingga kebijakan ini akan bertentangan dengan kebijakan lainnya," kata Trubus.
Belum lagi, proyek yang sifatÂnya mendesak untuk dirampungÂkan dalam waktu dekat seperti proyek yang dipersiapkan untuk menyambut pelaksanaan Asian Games 2018 jadi terbengkalai. Belum lagi dampak kepada industri, pembangunan yang dihentikan artinya pembelian bahan baku berhenti, sementara produksi jalan terus dan akhirnya tidak terserap pasar. ***