Berita

Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Novel Baswedan/Net

Hukum

Tito Belum Menyerah

Novel Disambut Seperti Pahlawan
JUMAT, 23 FEBRUARI 2018 | 10:48 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Sepuluh bulan dirawat di Singapura, kemarin, Novel Baswedan akhirnya pulang. Penyidik KPK itu disambut bak pahlawan oleh puluhan orang di kantor komisi antirasuah. Meski "pulang" ke KPK, Novel tak bisa langsung bekerja. Mata kirinya belum berfungsi. Masih gelap, segelap pelaku penyiraman dirinya yang belum juga terungkap. Namun Kapolri Jenderal Tito Karnavian belum nyerah memburu pelaku teror itu.

Novel tiba di Bandara Soekarno-Hatta pukul 11.10 WIB setelah terbang dari Bandara Changi, Singapura. Novel tidak keluar dari pintu kedatangan penumpang, melainkan dari loading dock Terminal 3 Bandara Soetta. Novel mengenakan kaos putih yang dibalut jaket hitam, senada dengan celananya yang panjangnya tak sampai menutup mata kaki alias cungkring. Topi hitam menutup kepalanya. Sementara sepatu kets hitam membalut kedua kakinya. Novel tampak menenteng tas kecil.

Di sana, dia disambut oleh istrinya, Rina Emilda, dan anak-anaknya. Suasana haru menyelimuti pertemuan singkat mereka. Selain keluarga, Wakil Pimpinan KPK Laode Muhammad Syarief juga ikut menjemput. Setelah itu, Novel masuk ke dalam mobil yang membawanya ke gedung KPK di Kuningan, Jakarta Selatan.


Satu jam kemudian, mobil Toyota Nav hitam yang membawa Novel tiba di KPK. Syarief turun duluan dari pintu kiri, disusul Novel. Begitu eks perwira menengah Polri itu menjejakkan kaki ke lantai, tepuk tangan ratusan orang yang hadir di pelataran gedung KPK bergemuruh. Masyarakat dari berbagai kalangan, termasuk penggiat antikorupsi hadir menyambut Novel. Beberapa di antaranya, Yeti Andriyani, M Isnur, Asfinawati, Donal Fariz, Aldi Al Ghifari Aqsa. Ada juga band indie Efek Rumah Kaca.

Novel yang kali ini menanggalkan topi, berjalan menuju ke lobi gedung sambil melambaikan tangan. Di lobi, dia bersalaman dan berpelukan dengan eks Ketua KPK Abraham Samad yang turut menyambutnya. Juga, dengan para pegawai KPK. Novel kembali melambaikan tangan sebelum masuk ke dalam gedung KPK untuk melaksanakan Sholat Dzuhur.

Novel kembali keluar sekitar setengah jam kemudian. "Tentunya suatu kebanggaan bagi saya ketika saya bisa kembali dan kemudian bertemu dengan semua rekan rekan sekalian, pimpinan KPK, media dan semua orang-orang yang mendukung dalam rangka pemberantasan korupsi," tutur Novel yang kembali disambut gemuruh tepuk tangan.

Novel menyebut tidak ingin penyerangan terhadap dirinya menjadi kelemahan. Melainkan, justru sebagai penyemangat. Dia berharap pegawai KPK, penegak hukum, dan aktivis juga "ketularan" semangat yang sama dengannya untuk memberantas korupsi. "Sehingga kita bisa semakin berani, semakin sungguh sungguh melakukan tugas-tugas pemberantasan korupsi," tegas saudara Gubernur DKI Anies Baswedan ini.

Novel mengingatkan, jika teror terhadap dirinya membuat takut, hal ini akan menjadi "kemenangan" bagi pelaku penyerangan. "Saya tidak ingin itu terjadi," tutur Novel.

Setelah itu, Novel mengucapkan terimakasih bagi Presiden Jokowi dan Wapres JK yang telah memberikan perhatian dan dukungan terkait dengan pembiayaan selama dia berobat di Singapura. Novel juga berterimakasih kepada pimpinan dan pegawai KPK. Serta, wartawan. "Terimakasih, doa menjadikan semangat bagi saya," imbuhnya.

Terakhir, Novel berharap proses pengobatannya bisa tuntas dalam waktu yang tidak lama. Sehingga, dia bisa segera melakukan tugas seperti biasa. Novel, sudah dua kali menjalani operasi. Rencananya, Maret akan dilakukan operasi terakhir. Setelah itu, Novel masuk ke dalam gedung KPK diiringi alunan rebana.

Sementara, Laode M. Syarif, kembali menagih pengungkapan kasus penyiraman air keras yang menimpa penyidiknya itu. Syarief menyatakan, Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis telah menyampaikan kepadanya, tim kepolisian masih bekerja mengusut kasus ini. "Pak Kapolda jawab WhatsApp saya, tim masih dan sedang bekerja. Mudah-mudahan yang menyerang mas Novel bisa ditemukan," harapnya.

Sementara Abraham Samad mendesak dibentuknya tim gabungan pencari fakta (TGPF) untuk mengungkap pelaku penyiraman air keras kepada Novel. Samad menilai waktu 10 bulan terlalu lama bagi polisi mengungkap kasus ini. "Tak ada jalan lain, satu-satunya cara untuk mengungkap pelaku penyiraman air keras terhadap Novel adalah dibentuknya tim gabungan pencari fakta," tegas eks Ketua KPK itu. Tanpa TGPF, Samad yakin kasus Novel ini akan berlalu begitu saja.

Pengacara Novel, Saor Siagian menyebut, kasus ini adalah utang Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Saor mengatakan jika hukum tak ditegakkan, maka akan menjadi tragedi bagi bangsa ini. "Hukum yang tidak ditegakkan menjadi tragedi dalam bangsa kita. Dan kita minta Kapolri bahwa ini utang saudara dan utang kita bersama dan harus segera dituntaskan," tegasnya. Setelah itu, band indie Efek Rumah Kaca menutup acara penyambutan Novel. Tiga lagu yang dibawakan, relevan dengan Novel; Sebelah Mata, Di Udara, dan Mosi Tidak Percaya. Kemudian, pukul 15.30 WIB, Novel diantarkan pulang ke kediamannya di Jalan Deposito Nomor 8, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Sementara itu, korps baju coklat menegaskan tak mau menyerah untuk mengungkap kasus itu. "Kita maju tak gentar untuk kasus Novel ini," tegas Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, kemarin.

Argo bilang, kepulangan Novel ke Indonesia menjadi angin segar. Dengan begitu, Novel bisa diambil keterangannya untuk membuat terang dugaan pelaku yang masih gelap. "Tentunya akan memudahkan komunikasi sehingga nanti misal ada informasi yang dibutuhkan penyidik dari pak Novel jadi lebih mudah ya," tutur eks Kabid Humas Polda Jatim itu.

Argo memastikan, pengusutan kasus itu dilakukan secara transparan. Korps baju coklat tak pernah menutupi perkembangan penyelidikan kasus itu dari pihak manapun, termasuk KPK. "Kami bahkan sudah meminta Ketua KPK untuk (mengirim) penyidik KPK bergabung dengang penyidik Polda Metro Jaya untuk mengetahui perkembangannya," ungkap Argo. "Sampai-sampai kami menyediakan ruangan khusus untuk menganalisa,"  imbuhnya memberi penegasan bahwa kepolisian serius mengusut kasus itu. ***

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya