Perusahaan penyedia layanan on-demand aplikasi, Go-Jek mengimbau para pengÂguna aplikasi untuk tetap berÂhati-hati dan waspada terhadap undian yang mengatasnamakan Go-Jek dan Go-Pay. Untuk meminimalisir korban, Go-Jek luncurkan newsletter terÂbaru dengan judul 'Wawancara Kang Tipu: Pura-Pura Bilang Dapet Undian.'
Chief of Compliance Officer Go-Pay Budi Gandasoebrata mengatakan, hal tersebut meruÂpakan salah satu bentuk sosialÂisasi kepada pengguna Go-Jek untuk waspada. Terutama terhÂadap berbagai teknik penipuan yang digunakan oleh oknum tidak bertanggung jawab.
"Kami terus melakukan berÂbagai edukasi dan sosialisasi kepada pelanggan untuk tetap waspada. Sosialisasi ini kami lakukan melalui berbagai saÂluran komunikasi diantaranya blog, newsletter dan in-app message. Bahkan, di setiap SMS kode otentifikasi, kami juga meminta pengguna untuk tidak memberikannya pada orang lain," ujar Budi kepada wartawan di Jakarta, kemarin.
Budi menambahkan, kode otentifikasi yang dipakai Go-Jek adalah kode otentifikasi sekali pakai dan sama seperti yang ditetapkan oleh Bank atau penerbit kartu kredit. Kode otentifikasi tersebut berbeda-beda setiap kali pengÂguna berusaha masuk atau login ke aplikasi Go-Jek, dan dikirimkan langsung ke nomor yang terdaftar di Go-Jek.
Budi juga meminta pelangÂgan untuk terus waspada dan hati-hati terhadap oknum yang mengaku dari Go-Jek. Apalagi, kata Budi, Go-Jek dan Go-Pay tidak pernah mengadakan undian atau pemÂberian hadiah apapun kepada pelanggan, dengan meminta kode verifikasi melalui SMS atau telepon
"Bila ada orang yang menÂgaku dari Go-Jek dan mengimÂing-imingi hadiah, kami minta pelanggan untuk tidak percaya dan segera melaporkannya ke customer service kami," tegasnya.
Bila ada SMS masuk dari GO-JEK yang berisi kode otentifikasi tanpa pelanggan pernah log-out dari aplikasi di handphonenya, pelanggan patut curiga. "Ini berarti ada oknum yang tidak bertangÂgung jawab yang mencoba mengakses aplikasi GO-JEK pelanggan dari handphone lain," jelasnya.
Kode otentifikasi tersebut, lanjut Budi, bersifat rahasia dan jangan diberikan kepada pihak mana pun. GO-JEK tidak pernah meminta pelangÂgan memberikan kode otenÂtifikasi. "Kami tidak pernah meminta kode otentifikasi ini dengan alasan apapun," ungkapnya.
Pakar keamanan siber sekaÂligus pendiri
Vaksin.com, Alfons Tanujaya mengungÂkapkan, antisipasi paling tepat yang dilakukan adalah dengan edukasi terkait rahasia kode
password yang dikirimkan melalui SMS. Selain itu, para penyedia aplikasi pun harus membuat pengamanan login yang baik.
"Sekuriti yang baik memang berbanding terbalik dengan kenyamanan," jelasnya.
Alfons menjelaskan, dari sisi pengguna memang harus berhati-hati dan tidak muÂdah percaya pada telepon yang tidak dikenal. Selain itu, apabila menerima SMS yang tidak dimengerti isinya sebaiknya ditanyakan kepada pihaknya yang mengerti.
"Pada prinsipnya tidak boleh memberikan kode akses atau apapun yang diterima dari SMS, email atau aplikasi lainÂnya karena sifatnya memang rahasia dan dapat digunakan untuk menguasai akun," tamÂbahnya. ***