Sekarang ini investor asing sedang gemar mencaplok bank lokal. Kendati harus melewati berbagai tahapan sebelum resmi memiliki bank incaran, tetapi pada umumnya tidak ada kendÂala yang berarti untuk mewujudÂkannya. Karena itu Otoritas Jasa keuangan kembali diingatkan untuk tetap memperjuangkan asas kesetaraan (resiprokal) di dunia bisnis perbankan.
Menurut Anggota Komisi XI DPR Misbakhun, sebenarnya tidak ada yang salah pada aksi akuisisi bank lokal oleh pihak asing. Sebab, tidak tidak bisa dipungkiri lagi dengan 118 jumÂlah bank yang ada, persaingan sangat ketat. Sehingga, tentu bank yang minim modal tidak memiliki ruang gerak untuk bersaing. Tapi juga diharapkan aksi tambah modal tersebut tidak kebablasan.
Karena itu Misbakhun menÂgakui, hanya asing yang bisa mencukupi kebutuhan modal yang besar tersebut. "Legislator melihat, OJK harus benar-benar bisa mengatur risiko kepemilikan asing ini dengan desain arsitektur perbankan nasional," tuturnya kepada Rakyat Merdeka.
Dalam pembahasan Revisi Undang-Undang (RUU) PerÂbankan juga telah atur masalah kepemilikan asing dalam perÂbankan nasional. Di situ ada salah satu syarat, imbuhnya, agar pihak asing bisa masuk ke bisnis perbankan lokal adalah dengan mengedepankan azas resiprokal.
"Itu adalah salah satu syarat yang bagus dan utama secara konsisten diterapkan dan diaÂdopsi di RUU Perbankan yang baru nanti," tegasnya.
Diakui Ekonom dari
Institute for Development of EconomÂics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara, porsi kepemilikan asing yang terÂlalu besar sebenarnya kurang menguntungkan perekonomian Indonesia. "Implikasi dari liberÂalnya sistem perbankan kita saat ini, potensi gangguan stabilitas sektor keuangan menjadi lebih berisiko. Jika terjadi krisis misÂalnya, modal asing bisa keluar dengan cepat," jelasnya kepada
Rakyat Merdeka. Namun Bhima mengingatkan, regulator memiliki kewenangan untuk mengatur porsi asing agar stabilitas keuangan bisa lebih terjaga. Karena ada dampak negatif lainnya, yakni persaingan dengan lembaga keuangan dalam negeri, khususnya yang bermain di sektor mikro makin ketat.
Untuk akuisisi Bank Danamon misalnya, Bhima melihat, DaÂnamon cukup berpengalaman di sektor mikro, ditambah suntikan modal dari
The Bank of Tokyo- Mitsubishi UFJ, Ltd maka bisa menggerus pasar Bank PerkrediÂtan Rakyat (BPR) dan koperasi.
Di sisi lain, lanjut Bhima, penambahan modal dan akuiÂsisi perbankan asing ke bank nasional juga punya sisi positif. Upaya akuisisi oleh bank asing menandakan prospek ekonomi Indonesia dalam jangka panjang cukup prospektif, khususnya unÂtuk pembiayaan proyek konstrukÂsi, konsumsi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
"Pasar terbesar di ASEAN ada di Indonesia, apalagi bicara soal tren perbankan yang sedang masuk ke digital. Jumlah pengguna interÂnet aktif mencapai 132 juta orang dan pertumbuhannya lima kali lebih cepat dari rata-rata penetrasi internet di dunia," kata Bhima.
Untuk kasus BTPN yang sedang transisi dari bank pensiuÂnan ke fintech, tentu butuh modal besar pula. Sehingga konsolidasi dengan konglomerasi Sumitomo Mitsui Banking Corporation akan memberi suntikan modal jumbo demi ekspansi digital.
Menyoal ini, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh SanÂtoso mengaku tidak memperÂsoalkan mengenai banyaknya bank asing mencaplok bank lokal, selama masih mendorong kinerja perbankan nasional.
Yang penting, kata Wimboh, aksi korporasi tersebut dilaporÂkan dan memenuhi aturan yang berlaku. "Ini kan aksi korporasi, kita tahunya kalau mereka sudah melapor. Aksi korporasi boleh saja. Boleh saja mau menambah (saham kepemilikan), bukan masalah dia mau mempercangÂgih teknologinya, namanya juga aksi korporasi yang mengundang pihak lain," ucap Wimboh.
Bekas petinggi
International Monetary Fund (IMF) pun menÂdukung penuh tren aksi korporasi tersebut. Katanya, dengan adanÂya peningkatan layanan digital maka akan semakin meningkatÂkan kompetensi yang positif.
"BTPN mau merger dan DaÂnamon juga, ini lebih banyak bagaimana dia bisa lebih optimal, kompetisi, sizenya lebih besar, menggunakan teknologi, expertise baru, sehingga lebih kompetitif. Trennya memang bagus untuk didukung,"tuturnya. ***