Turki memperingatkan pemerintah Suriah Bashar al-Assad bahwa mereka mempertaruhkan sebuah konfrontasi militer dengan Ankara jika ikut campur dalam perang yang sedang berlangsung di daerah kantong Kurdi di Afrin.
Peringatan itu dikeluarkan Turki setelah adanya laporan bahwa milisi pro-Assad akan masuk Afrin untuk membantu milisi Kurdi lokal berperang melawan serangan yang dilakukan oleh pemberontak militer Turki dan Suriah yang berafiliasi dengan Ankara.
Laporan di TV pemerintah Suriah memicu sebuah teguran oleh presiden Turki dan menteri luar negeri, yang memperingatkan bahwa rezim Assad mempertaruhkan sebuah konfrontasi dengan tentara Turki.
Pemimpin Turki, Recep Tayyip ErdoÄŸan, mengatakan dalam sebuah pembicaraan telepon dengan presiden Rusia, Vladimir Putin awal pekan ini bahwa Damaskus akan menghadapi konsekuensi jika membuat kesepakatan dengan Unit Perlindungan Rakyat yang dipimpin Kurdi (YPG) dan mengatakan operasi Afrin akan berlanjut.
Turki sendiri diketahui meluncurkan sebuah kampanye militer di Afrin bulan lalu, dalam upaya untuk mengusir milisi Kurdi. Daerah kantong tersebut berada di bawah kendali partai Uni Demokratik (PYD) dan YPG, yang merupakan mitra koalisi yang didukung Amerika Serikat melawan kelompok militan ISIS.
Namun Turki menganggap YPG sebagai sayap Suriah dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yakni sebuah kelompok teror yang dianggap telah berjuang dalam pemberontakan selama beberapa dekade melawan negara Turki.
Sebuah pengumuman yang dirilis Amerika Serikat beberapa waktu lalu bahwa mereka akan membangun pasukan perbatasan 30.000 yang kuat untuk berpatroli di perbatasan Suriah yang mencakup YPG membuat khawatir Ankara. Kekhawatiran itu membuat Turki memimpin kampanye militer, yang dijuluki "Operation Olive Branch".
"Sekarang, apakah rezim (Suriah) akan masuk ke sana? Jika mereka melakukannya, untuk apa? Itu penting,"kata menteri luar negeri Turki, Mevlüt Çavuşoğlu.
"Jika (rezim) masuk untuk membersihkan PKK (dan) YPG maka tidak ada masalah. Jika mereka memasuki (Afrin) untuk memberikan perlindungan kepada YPG, maka tidak ada yang bisa menghentikan tentara Turki," tegasnya seperti dimuat
The Guardian.
[mel]