. Pemberontakan Pembela Tanah Air (Peta) di Blitar, Jawa Timur terhadap tentara Jepang, telah menjadi agenda rutin Yayasan Pembela Tanah Air (Yapeta) setiap tanggal 14 Februari.
Peringatan peristiwa yang terjadi tahun 1945 itu, dilakukan dalam bentuk upacara di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (14/2) keamrin.
"Peperangan yang terjadi masa lalu merupakan wawasan kebangsaan yang harus dihormati. Berjuang demi harga diri bangsa. Jika mereka (pahlawan) tidak berjuang mati-matian, maka kita semua tidak ada di sini hari ini," kata Ketua Yapeta Tinton Suprapto dalam siaran persnya, Kamis (15/2).
Tinton berharap generasi penerus Peta bisa memberikan kontribusi yang baik kepada Indonesia. Serta menjadi panutan bagi lingkungan terdekatnya. Baik dalam sistem pemerintahan maupun sebagai masyarakat biasa.
Apalagi, terang Tinton, saat ini terdapat generasi Peta yang menduduki jabatan di beberapa lembaga. Mereka mencurahkan waktu dan tenaganya demi kemajuan bangsa dan negara
"Mereka dari lahir sudah kaya. Bukan kaya uang yang bangak, tapi kaya prinsip dan konsep," ujarnya.
Menurutnya, warga negara Indonesia yang benar adalah warga negara yang tahu menghargai sejarah dan pahlawannya. Seperti yang dilakukan oleh Menteri Sosial dengan menghadiri upacara disela-sela kesibukannya.
"Ini contoh yang harus diteladani generasi muda saat ini. Dari sejarah, dari pejuang masa lalu, baru ada masa kini," tuturnya saat mengah.
Di tempat yang sama, Menteri Sosial Idrus Marham menyatakan, Yapeta merupakan yayasan yang keberadaan dan fungsinya sangat penting. Di bawah kepemimpinan Tinton Peta menjadi sangat kompak dan bisa menganyomi berbagai generasi didalamnya. Ia pun berjanji akan selalu mengakomodir segala kebutuhan Tinton dan kawan-kawan.
"Jadi Yapeta tidak perlu pusing mencari dukungan kemana-mana. Karena Kemensos akan selalu mengawal Yapeta," ungkapnya.
Politisi Partai Golkar ini menuturkan, sejarah merupakan ilmu masa depan dan harus dihormati oleh siapapun. Maka menghargai sejarah berarti menghargai pejuang dan ilmu masa depan. Juga para pejuang yang berjuang hanya dengan satu tujuan dan visi, demi bangsa dan negara. Tidak ada embel-embel yang lain.
"Jadi, itu pelajaran buat generasa sekarang, berjuang harus dengan satu visi. Ini harus disatukan. Contohlah semangat para pejuang itu," terangnya.
Perlu diketahui, Yapeta merupakan yayasan yang berada dibawah Kementerian Sosial (Kemensos). Warga Yapeta merupakan keluarga besar para pahlawan revolusi dan pahlawan nasional. Diantaranya, Ahmad Yani dan Jendral Sudirman.
[rus]