Berita

Sudarnoto Abdul Hakim/Net

Politik

Muhammadiyah Goes Globally

RABU, 14 FEBRUARI 2018 | 15:55 WIB | OLEH: SUDARNOTO A HAKIM

ORIENTASI berkemajuan ormas Islam tertua Muhammadiyah semakin hari semakin melaju. Hal ini terasa dari spirit internasionalisasi yang digaungkan di Muktamar terakhir di Makasar. Tidak saja jumlah Cabang Istimewa Muhammadiyah di sejumlah negara semakin berkembang, akan tetapi juga kehadiran dan keikutsertaan gerakan Islam ini secara proaktif misalnya dalam Peace Making antara lain di Philipine Selatan. Peran-peran diplomatik/public and cultural diplomacy ini sebetulnya sudah dilakukan paling tidak sejak era KH.AR. Fachruddin dimana Lukman Harun menjadi aktornya.

Persoalan Palestina dan Bosnia, saat itu, adalah contoh di mana Muhammadiyah menjadi salah satu pemain penting yang diperhitungkan. Karena itulah relasi dengan banyak tokoh dunia baik muslim maupun non muslim sangat kuat apalagi kemudian berbagai wadah, forum dan konferensi tingkat dunia diselenggarakan antara lain ialah International Conference on Religion and Peace (ICCRP).

Intensitas dialog, konferensi dan berbagai bentuk kerjasama liintas agama, bangsa dan peradaban untuk penciptaan harmoni dan perdamaian dunia semakin memperoleh momentumnya dan memiliki makna yang sangat strategis. Hal ini antara lain tidak saja dimaksudkan untuk menyelesaikan atau mencari jalan keluar terhadap berbagai persoalan yang melanda masyarakat dunia (antara lain konflik, dehumanisasi dan ketidak adilan) akan tetapi sekaligus juga menawarkan satu tatanan kehidupan global ke depan yang lebih konstruktif, adil dan berkeadaban.

Kehadiran, misalnya,  Centre Dialogoue and Cooperation among Civilization  (CDCC) merupakan gambaran jelas bahwa upaya upaya mencari dan mempertemukan titik titik persamaan antar kekuatan kekuatan agama dan peradaban untuk masa depan secara terus menerus dilakukan. Berbagai program dilakukan antara lain penyelenggaraan annual conference yaitu World Peace Forum.

Forum ini menghadirkan berbagai elemen masayarakat yang bervariasi yang diwakili antara lain oleh pemimpin berbagai negara, ilmuan/intelektual, akademisi, pemimpin agama-agama, tokoh ormas keagamaan, aktivis termasuk penerima hadiah Nobel Perdamaian, budayawan dan kaum muda. CDCC memang bukan salah satu organisasi di bawah kendali Muhammadiyah. Namun para tokoh pendiri dan pengelolanya adalah berlatar belakang lumbung kultural Muhammadiyah.

Salah seorang tokoh penting yang menjadi arsitek ideologis, intelektual dan institusional adalah M. Din Syamsuddin. Gerakan agama dan perdamaian untuk peradaban ini sudah lama dilakukan oleh Din Syamsuddin paling tidak sejak paroh kedua tahun 1970 an bersama mentornya yaitu Lukman Harun. Sebagai seorang aktivis dan penggerak Muhammadiyah (dimulai dari Ciputat sebagai aktivis IMM), maka isu perdamaian dunia  juga menjadi bagian penting dari apa yang seharusnya juga bisa dilakukan oleh Muhammadiyah.

Keikutsertaan sejumlah tokoh formal Muhammadiyah seperti Bahtiar Effendy, Abdul Mu'ti dan Rizal Sukma (untuk sekedar menyebut beberapa) dalam mendirikan dan menggerakkan CDCC merupakan gambaran gamblang adanya spirit dan komitmen kuat untuk mentransformasi atau membawa Muhammadiyah ke dalam sebuah arena global yang sangat strategis menangani berbagai isu dan problem masyarakat global.

Keputusan Muktamar Muhammadiyah di Makasar menegaskan pentingnya arena baru Muhammadiyah yaitu arena global yang harus secara meyakinkan digarap. Gerakan global ini tentu saja dilakukan dengan tetap menegaskan missi utama dakwah transformatif dan liberatif dengan ciri berkemajuan Rahmatan Lil Alamin. Kepiawaian Muhammadiyah memainkan peran global ini diharapkan bisa meyakinkan  masyarakat dunia saat ini  betapa pentingnya kehadiran Islam dengan missi perdamaian dan keadilan global; betapa pentingnya sebuah jalan tengah (Middle Path) atau Wasaty yang harus dianut masyarakat global dan Muhammadiyah menjadi kekuatan utama penarik gerbong Islam Wasaty ini. Berbagai pidato Ketua Umum PP. Muhammadiyah Dr. Haedar Naser yang disampaikan di berbagai kesempatan dan forum penting dan bergengsi di dalam dan luar negeri menegaskan kekuatan dan komitmen Muhammadiyah sebagai gerakan Islam Wasaty ini dalam memainkan peran-peran strategis kebangsaan, keumatan dan kemanusiaan.

Pidatonya di Singapor beberapa waktu yang lalu telah mendapatkan sambutan dan perhatian luas dari kalangan akademisi dan masyarakat luas lainnya. Hari Jum'at ini kembali Haedar Naser akan menyampaikan pidato penting di Monash University di  Melbourne. Monash adalah sebuah universitas yang sangat bergengsi. Haedar akan bicara soal "Islam with Progress, Lessons Learnt from Muhammadiyah." Apa yang akan disampaikan oleh Ketua Umum PP. Muhammadiyah ini sangatlah penting antara lain untuk semakin meyakinkan masyarakat ilmuan bagaimana Muhammadiyah mengemban misi islam Berkemajuan dan Islam Wasaty dalam konteks perubahan mendasar dan besar masyarakat dunia ini.

Hemat penulis, Islam Berkemajuan dan Wasaty inilah yang besar diharapkan menjadi sumber perdamaian dunia karena kemampuannya untuk membangun titik tikik persamaan diantara sekian banyaknya poros agama dan peradaban yang berbeda-beda. Jadi, memang Muhammadiyah goes globally adalah pilihan yang strategis. [***]

Penulis adalah cendekiawan muslim dan wakil ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya