Berita

Foto/Net

Nusantara

Politik Identitas Bakal Marak

Pilkada Serentak 2018
SELASA, 13 FEBRUARI 2018 | 11:37 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengakui ada ker­awanan isu politik identitas dan ujaran kebencian dalam Pilkada serentak 2018. Tapi, sayangnya, lembaga ini tidak bisa menindak pihak yang memainkan kedua isu itu di masa sebelum dan sesudah kampanye.

"Kita hanya bisa menangani pada masa kampanye saja (di 15 Februari). Di luar itu kita nggak bisa, karena aturan­nya," ujar Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) pusat, Ratna Dewi Pettalolo kepada Rakyat Merdeka.

Dijelaskan, pada Pasal 93 Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, Bawaslu hanya diamanatkan bertugas mengawasi tahapan penyelenggaraan pemilu dian­taranya pelaksanaan kampanye dan dana kampanye. Artinya, di luar kampanye bukan tugas dari badan pengawas.


Jikalau terjadi serangan-serangan kepada pasangan calon (paslon) dengan isu politik identitas maupun uja­ran kebencian di luar masa kampanye, terang Ratna, pihak yang diserang hanya bisa melaporkannya kepada pihak berwajib dalam hal ini Kepolisian. "Salurannya ke pihak kepolisian," tutup­nya. Direktur Eksekutif Kode Inisiatif Veri Junaid menilai, untuk mencegah maraknya politik identitas serta ujaran kebencian bernada SARA sebelum atau sesudah masa kampanye, memang dibutuh­kan kerja sama berbagai pihak. Apalagi isu SARA dan politik identitas menjadi salah satu senjata kampanye hitam yang paling mematikan.

"Misalnya dalam pilkada DKI Jakarta hingga saat ini masyarakat masih terbelah menjadi dua kubu," tukasnya.

Kasatgas Nusantara Irjen Pol Gatot Edi Pramono mengakui, potensi munculnya politik identitas dan ujaran kebencian sangat besar di pilakda serentak tahun ini. Makanya, Satgas Nusantara tidak hanya bertugas di ting­kat pusat melainkan tingkat Polda dengan Wakapolda se­bagai ketuanya, dan tingkat Polres dengan Wakapolres sebagai ketuanya. Dalam ber­tugas, Satgas Nusantara akan mengedepankan pendekatan 'soft'. Pendekatan soft itu den­gan kampanye antipilkada ber­nuansa SARA melalui tokoh agama, adat, dan lainnya.

Disamping itu, Polri bakal mengimbau kepada pasangan calon, mesin partai politik, beserta simpatisan yang kerap menghalalkan segala cara agar bisa memenangkan konteatasi. "Kita melakukan pencerahan kepada masyarakat potensi kerawanan yang muncul itu sehingga bisa meminimalisir utamanya provokasi-provokasi kepada isu-isu terkait primodi­alisme," ujarnya.

Dikethaui, Mabes Polri membentuk Satgas Nusantara yang akan bertugas selama Pilkada Serentak 2018. Tujuan pembentukan ini merupakan pembelajaran maraknya isu SARA dan politik identitas yang ramai pada Pilkada DKI 2017. ***

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya