Berita

Bibit Samad Riyanto/Net

Wawancara

WAWANCARA

Bibit Samad Riyanto: Persoalan Regulasi Dan Teknis Menjadi Penyebab Buruknya Pengelolaan Dana Desa

SELASA, 13 FEBRUARI 2018 | 10:00 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Bekas Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini dipercaya Presiden Jokowi untuk mengawasi penggunaan dana desa. Bibit mengungkap­kan, setelah dilantik sebagai Ketua Satuan Tugas Dana Desa banyak laporan masuk terkait du­gaan penyalahgunaan dana desa. Dikatakan Bibit, banyak daerah yang pengelolaan dana desanya bermasalah. Contohnya peng­gunaan dana desa di Kabupaten Ambon dan Marauke. Kedua daerah itu penyalahgunaan dana desanya yang paling parah. Dia pun berencana menerjunkan anak buahnya ke daerah tersebut. Berikut penuturan lengkapnya.

Dana desa di Ambon dan Marauke itu kenapa ber­masalah?
Dana semester kedua ini eng­gak cair. Minggu depan kami baru akan turunkan tim ke sana untuk menyelidiki apa masalah­nya. Mudah-mudahan dengan begitu bisa segera dipecahkan masalahnya.

Kalau penyebab umum per­masalahan pengelolaan dana desa apa saja sih?

Kalau penyebab umum per­masalahan pengelolaan dana desa apa saja sih?
Macam-macam penyebabnya. Misalnya karena regulasi, terus masalah teknis, seperti teknis keuangan dan teknis administra­si. Lalu ada masalah manajemen. Walaupun sebetulnya banyak juga yang sudah baik.

Lho mengapa regulasi juga dituding menjadi penyebab­nya?

Begini, maksudnya masalah regulasi itu kan ada undang-undang, terus turun ke Permen (Peraturan Menteri) dan pera­turan daerah. Tapi Permennya itu ada tiga. Jadi harus disinkronkan terlebih dulu kan? Karena kan permen itu turun menjadi per­gub, dan menjadi acuan pergub. Tapi kebijakan kementerian kan beda-beda, makanya harus disinkronkan.

Masalah teknis dan meneje­man itu juga jadi penyebab. Memang sebelumnya tidak ada pelatihan terkait hal ini dari pusat?
Sudah ada kok. Tapi mung­kin karena pola pelatihannya saja. Jadi nanti akan kami kaji kembali. Kalau pola pelatihan­nya bagus harusnya kan sudah mengerti semua. Tapi ternyata ada yang belum. Berarti kan pelatihannya harus diperbaiki.

Dari segala persoalan yang muncul dalam pengelolaan da­na desa, menurut Anda bagian mana yang harus diperbaiki?
Kami sudah siapkan pola pelatihan terpadu. Semua pen­gelola dana desa nanti akan mendapat pelatihan bersama. Jadi pesertanya digabungkan jadi satu. Kalau dulu kan masih masing-masing. Dengan mas­ing-masing ini ternyata ada perbedaaan yang menyebabkan pengelolaannya bermasalah. Jadi kami satukan saja dari tiga kementerian itu.

Selain memperbaiki pola pelatihan, apa lagi yang di­lakukan supaya dana desa tidak bermasalah lagi?

Kami kan ditugaskan Juli kemarin ya. Kemudian satu per satu yang tersumbat itu kami cairkan. Kami sadarkan juga pembinanya. Kami kasih tahu, kamu jangan nunggu bola, kamu harus aktif. Kalau misalnya dananya harusnya sudah habis, tapi ternyata belum, kamu harus lapor biar Satgas Dana Desa bantu. Jadi kami juga terlibat dalam pembinaan.

Kan ada daerah yang pejabat pengelola dana desa ditangkap KPK. Apa yang Satgas lakukan terhadap hal itu?
Satgas Dana Desa juga ikut melakukan asistensi ke daer­ah-daerah yang penggunaan dana desanya terkena Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK. Sejak dilantik oleh Presiden, Satgas Dana Desa sudah men­erima puluhan laporan, dan Satgas biasanya langsung terjun ke daerah yang penggunaan dana desanya mencuat.

Apa masukan Satgas terkait pengelolaan dana desa yang masih bermasalah ini?
Dalam membuat perenca­naan penggunaan dana desa, pemerintah desa harus mema­hamk permasalahan di desanya, sekaligus potensi di desanya. Kantong kemiskinan harus jadi sasaran utama penggunaan dana desa, karena bantuan dana desa untuk membangunan dan menye­jahterahkan masyarakat. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya