Berita

Mahyudin/Net

Nusantara

Mahyudin: Hindari Asumsi Serampangan Terkait Penganiayaan Ulama Dan Pastur

SENIN, 12 FEBRUARI 2018 | 12:49 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Wakil Ketua MPR RI Mahyudin miris dengan terus terjadinya fenomena penganiayaan terhadap tokoh agama antara lain penganiayaan hingga luka parah dan meninggal dunia ulama dan berlanjut kejadian penganiayaan pastur dan jemaat gereja.

Mahyudin mengungkapkan dirinya tidak berani berasumsi serampangan seputar apa yang terjadi dan pihak mana yang melakukan.

Masyarakat juga diharapkan tidak serampangan berasumsi sehingga masalahnya menjadi semakin bias dan menimbulkan kecurigaan satu sama lain. Biarkan aparat bekerja secara profesional menguak kasus tersebut.


"Saya pribadi sangat mengutuk kejadian-kejadian tersebut. Saya tidak tahu ini teror darimana. Tapi, saya kira aparat keamanan harus segera menangani ini secara cepat melalui hukum karena ini bisa menganggu rasa damai umat beragama jadi harus ditangani secara cepat," kata dia di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (12/2).

Mahyudin mensinyalir ada motif-motif tertentu bisa bermacam-macam. Bisa jadi ada yang ingin mengadu domba bangsa yang sekarang diketahui dan sudah menjadi viral adalah pelakunya yang melakukan adalah orang gila yang saat ini sedang didalami oleh pihak yang berwajib.

"Sayangnya kejadian-kejadian seperti ini pembakaran rumah ibadah dan lainnya tidak pernah selesai selalu saja ada yang 'gini-gini'.  Tapi intinya, kita semua jangan berprasangka macam-macam dulu. Diselidiki dulu oleh yang berwajib apakah ada unsur kesengajaan, terorisme ataukah hanya kriminal biasa. Jangan berkomentar serempangan nanti akan bertambah bias kasusnya.  RUU Perlindungan Umat Beragama juga harus diselesaikan agar masalah seperti ini tidak terjadi terus menerus.  Saya kira itu pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan DPR," tandasnya. [rus]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya