Berita

Yaman/Net

Dunia

Pendudukan Separatis Di Aden, 40 Ribu Pengungsi Kehilangan Akses Bantuan

KAMIS, 01 FEBRUARI 2018 | 10:29 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Sekitar 40 ribu pengungsi di Aden Yaman saat ini terputus dari akses bantuan internasional. PBB menyebut bahwa situasi tersebut sangat mengkhawatirkan.

Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan kepada wartawan di New York pekan ini bahwa terputusnya akses bantuan ke Aden dikarenakan kota pelabuhan tersebut saat ini sebagian besar wilayahnya dikuasai oleh kelompok separatis. Akibatnya, PBB maupun lembaga bantuan lainnya tidak bisa mendistribusikan bantuan ke pengungsi di kota tersebut.

"Kami sangat prihatin dengan kekerasan yang telah kami lihat dalam beberapa hari terakhir, terutama bentrokan bersenjata antara apa yang disebut separatis Southern Transitional Council (STC) dan pasukan pemerintah," kata Dujarric seperti dimuat Al Jazerra.


Dia menambahkan bahwa PBB telah menerima laporan adanya sejumlah besar orang yang tewas dan terluka di Aden sejak pendudukan separatis awal pekan ini.

"Kami meminta semua pihak untuk mematuhi kewajiban mereka berdasarkan hukum humaniter internasional dan sangat penting bahwa warga sipil dilindungi dan orang-orang yang terluka mendapat perawatan medis yang aman dan bahwa semua pihak memfasilitasi akses yang menyelamatkan jiwa," tegasnya.

Diketahui bahwa pejuang dari Pasukan Perlawanan Selatan (SRF) yang merupakan sayap bersenjata sebuah gerakan politik yang menuntut pemisahan diri untuk Yaman selatan, menduduki sebagian besar Aden awal pekan ini, dengan bantuan Uni Emirat Arab.

Kaum separatis telah bertempur di samping pemerintah Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi melawan pemberontak Houthi yang menguasai sebagian besar wilayah utara, namun "memberontak" pada hari Minggu setelah Hadi menolak untuk memecat perdana menterinya.

Kelompok separatis tersebut menuduh Perdana Menteri Ahmed bin Daghr dan kabinetnya bertanggungjawab atas korupsi yang merajalela sehingga mengakibatkan situasi ekonomi, keamanan dan sosial yang memburuk yang belum pernah disaksikan sebelumnya dalam sejarah di Yaman. [mel]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Cetak Rekor 4 Hari Beruntun! Emas Antam Nyaris Tembus Rp2,6 Juta per Gram

Rabu, 24 Desember 2025 | 10:13

Saham AYAM dan BULL Masuk Radar UMA

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:55

Legislator PKB Apresiasi Langkah Tegas KBRI London Laporkan Bonnie Blue

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:44

Prabowo Bahas Kampung Haji dengan Sejumlah Menteri di Hambalang

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:32

Pejabat Jangan Alergi Dikritik

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:31

Saleh Daulay Dukung Prabowo Bentuk Tim Arsitektur Perkotaan

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:26

Ribuan Petugas DLH Diterjunkan Jaga Kebersihan saat Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:21

Bursa Asia Bergerak Variatif Jelang Libur Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13

Satu Hati untuk Sumatera: Gerak Cepat BNI & BUMN Peduli Pulihkan Asa Warga

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:04

Harga Minyak Naik Jelang Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya