Berita

Net

Hukum

Kepala Bakamla Klaim Tidak Terima Jatah Proyek

RABU, 31 JANUARI 2018 | 14:26 WIB | LAPORAN:

Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI Laksamana Arie Soedewo mengaku tidak pernah bertanya kepada Deputi Informasi Hukum dan Kerja Sama Bakamla Eko Susilo Hadi terkait jatah dari proyek pengadaan satelit monitoring.

Pernyataan itu diutarakan Arie dalam kesaksian di sidang lanjutan terdakwa Nofel Hasan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (31/1). Adapun, Nofel merupakan mantan kepala Biro Perencanaan dan Organisasi Bakamla.

"Saya tidak pernah mempertanyakan," katanya.


Arie juga mengaku tidak pernah tahu soal adanya jatah sekitar Rp 1 miliar yang diterima Nofel Hasan dari proyek tersebut.

"Tahunya pas saya ikuti sidang," ujarnya.

Arie menampik soal adanya bagian yang diterima oleh Nofel, Eko, dan Direktur Data dan Informasi Bakamla Laksma Bambang Udoyo dari Direktur Utama PT Melati Technofo Indonesia (MTI) Fahmi Darmawansyah berdasarkan arahan darinya.

"Saya tidak memerintahkan," kilahnya.

Selain itu, dia mengaku tidak tahu soal peran Nofel Hasan dalam proyek tersebut.

"Saya tidak tahu," tegasnya.

Dalam dakwaan Nofel Hasan, pada Oktober 2016, Arie Soedewo dan Eko Susilo Hadi membahas pembagian jatah komisi atau fee. Arie menyampaikan jatah Bakamla sebesar 7,5 persen dari nilai pengadaan dan dua persennya diserahkan lebih dulu kepada Eko.

Uang diserahkan pada 14 November 2016 di Kantor Bakamla oleh Muhammad Adami Okta selaku orang kepercayaan Fahmi Darmawansyah kepada Eko Susilo Hadi sebesar USD 10 ribu dan Euro 10 ribu. Uang dimasukkan dalam amplop coklat yang juga berisi catatan perincian pengeluaran dana yang akan diserahkan ke Bakamla. Eko lalu menyampaikan itu ke Nofel Hasan dan Bambang Udoyo.

Rincian uang yang akan diberikan dari jatah dua persen adalah Rp 1 miliar untuk Nofel Hasan, Rp 1 miliar untuk Bambang Udoyo, Rp 2 miliar untuk Eko Susilo Hadi, dan sisanya dipegang Adami Okta lebih dulu. Uang diminta agar disiapkan dalam bentuk dolar Singapura.

Penyerahan uang dilakukan pada 25 November 2016 sekitar pukul 10.00 WIB yang diberikan Adami Okta bersama Hardy Stefanus dengan membawa uang SGD 104.500 ke ruang kerja Nofel di Kantor Bakamla. [wah]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya