Berita

Maskapai China/BBC

Dunia

Maskapai China Batalkan Penerbangan, Ribuan Orang Di Taiwan Terancam Terdampar Saat Imlek

RABU, 31 JANUARI 2018 | 07:42 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Dua maskapai China membatalkan penerbangan antara China dan Taiwan di tengah sengketa rute udara antara keduanya.

Kedua maskapai itu adalah China Eastern dan Xiamen Airlines. Maskapai tersebut sebelumnya telah merencanakan 176 penerbangan ekstra pulang-pergi selama liburan Tahun Baru Imlek.

Namun Taiwan menolak memberikan otorisasi atas penerbangan tersebut. Padahal puluhan ribu orang telah memesan tiket untuk penerbangan tersebut.


Situasi tersebut berpotensi membuat ribuan penumpang terdampar ketika hendak pulang kampung atau berlibur di momen Tahun Baru Imlek.

Dalam pernyataannya, kedua maskapai tersebut mengatakan bahwa mereka tidak memiliki pilihan selain meninggalkan rencana penerbangan.

Pemerintah Taiwan telah meningkatkan kemungkinan menggunakan pesawat militer untuk membawa pulang orang-orang yang ingin pulang ke rumah.

Sementara itu calon penumpang yang ingin melakukan perjalanan antara daratan dan pulau itu kemungkinan juga akan terbang melalui Hong Kong atau Macau.

Atau mereka bisa memilih maskapai China atau maskapai Taiwan yang belum menggunakan rute baru, meski tiket akan sulit didapat.

Penolakan otorisasi itu sendiri dilakukan Taiwan setelah China membuka beberapa rute udara baru yang digunakan oleh China Eastern dan Xiamen Airlines dan disengketakan oleh Taiwan.

Dikabarkan BBC, Taiwan mengatakan tindakan China membahayakan keamanan penerbangan, dan menentang kesepakatan 2015 untuk membahas jalur penerbangan tersebut sebelum mereka mulai beroperasi.

Di antara rute baru yang dibuka China adalah rute utara yang dikenal sebagai M503, yang melintasi Selat Taiwan yang memisahkan China dari pulau tersebut.

Namun Beijing menegaskan bahwa mereka memiliki hak untuk meluncurkan rute tersebut, termasuk M503, yang menurutnya dirancang oleh China bekerjasama dengan Amerika Serikat dan negara-negara lain pada tahun 2007.

China pun menegaskan tidak ada bahaya keamanan dan tujuan pembukaan rute baru itu adalah untuk mengurangi kemacetan hanya akan digunakan untuk penerbangan sipil. [mel]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya